NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank
DUA PULUH TIGA
Pak
Sadikin juga menjelaskan, yang dia lakukan bukan untuk membuat malu atau
merongrong kewibawaan Marwan sebagai suami. Juga bukan untuk mengambil hati dan mencuri perhatian Marwan.
“ Saya
hanya sebatas memberitahu, bahwa ada
yang harus terus menerus diperjuangkan oleh para suami, sampai sang isteri
paham kalau suami itu imam dan wajib ditauladani bila apa yang dikatakan suami
sesuai dengan yang dilakukannya. Karena jika sebaliknya, kita sebagai suami
belum layak disebut imam untuk isteri dan anak kita”
Jadi,
tambah pak Sadikin, “ Dik Marwan harus
mengetahu apa yang dilakukan isteri saat dik Marwan pergi meninggalkan
rumah dan sampai sore bekerja di kantor. Dengan begitu, akhirnya bisa lebih cepat mengerti, apa yang
dik Marwan harus lakukan, setelah
membuktikan sendiri tentang apa yang selama ini dilakukan oleh isteri. Boleh jadi selama di kantor kita hanya menyangka
isterinya full ada di rumah “
“Itu
sebabnya, saya mengundang bapak agar bisa berbincang dengan leluasa, bisa
menimba dan menggali pengalaman dari bapak. Dan, sepertinya saya harus banyak
belajar dari bapak.”
“ Saya
ini, nggak ada apa-apanya, dik Marwan. Malah, menurut saya, dik Marwan sangat
luar biasa. Jarang, lho, suami seperti dik Marwan”
“
Jarang bagaimana, pak ?”
“Begini, lho, dik Marwan. Kebanyakan suami, malah tak suka, bila ada
orang lain mengabarkan tentang kekurangan isterinya. Malah, ada yang langsung
marah. Alasannya, macam-macam. Ada yang karena merasa paling sayang dan paling
tahu siapa isterinya.
Ada
yang karena tak ingin orang lain ikut campur tentang masalah rumah tangganya. Bahkan, ada yang karena
merasa malu, malah membela isterinya dengan cara yang membabi buta. Sedangkan
dik Marwan, tak cuma lapang dada. Tapi, juga sangat apresiatif.
Bapak
yakin, dik Marwan memang ingin berumah tangga, tapi rumah tangga yang
benar-benar sakinah. Tidak seperti kebanyakan masyarakat kita, ingin rumah
tangga yang sakinah, tapi tak pernah mau berbenah. Malas merajut keharmonisan,
dan enggan menyelaras kan tujuan “
Tentu saja Marwan menyimak dengan serius
dan memanfaatkan pertemuannya dengan pak Sadikin deng an sebaik-baiknya. Dengan
begitu, ia tak hanya dapat info. Tapi, juga dapat banyak pelajaran. Dan, ia
juga ja di mengerti, mengapa banyak ibu-ibu yang tidak beker ja, jadi lebih
suka ngegosip. Mengapa banyak ibu-ibu di komplek Mulia Sejati Indah, begini dan
begitu.
Juga
tahu, mengapa banyak bapak-bapak di komplek,
tiap malam lebih suka ngumpul sampai pagi ha nya untuk banting kartu
domino–main gapleh, dan ma in remi. Mereka tak peduli, apakah isterinya yang
tidur sendirian di kamarnya, merasa gelisah karena sepanjang malam hanya
memeluk guling dan hanya ditemani oleh sang sunyi.
Bapak-bapak yang sepanjang malam hanya asyik dengan kepentingan dan
kepuasan dirinya sendiri, juga tak tahu sama sekali, apakah anak-anaknya bisa
lelap tertidur atau gelisah, karena di rumah hanya bersama ibunya.
Bersambung…..