Showing posts with label SketsaPemilu. Show all posts
Showing posts with label SketsaPemilu. Show all posts

Thursday, March 27, 2014

JANGAN JUAL SUARA

oleh : Oesman Doblank

ALANGKAH beruntungnya mereka yang bertalenta dan ketika mampu mengelola suaranya menjadi indah, begitu mudah meraih rupiah. Tak heran jika kehidupan para biduan dan biduanita, cepat sejahtera. Suara mereka yang indah, terjual kapan saja dan di musim kampanye order mendendangkan suara berdatangan, rupiah diterima dan mereka tak tahu apakah para simpatisan yang datang ke arena kampanye dan lebih fokus menikmati suara dan goyangan para penyanyi wanita, menghibahkan suaranya ke partai yang meminta nya menghibur, atau malah mencoblos partai yang tak memintanya tampil di panggung kampanye

Kita, yang bukan biduan dan tak pernah mampu menjual suara karena tak indah saat berdendang, tentu saja tak punya kesempatan menjual suara di panggung kampanye atau panggung lainnya. Hanya, kesempatan untuk menjual suara, terbuka di momen lima tahunan. Siapapun bisa menjual suaranya ke partai dan para caleg partai yang ingin jadi anggota dewan, karena pemilu membuka peluang ketika suara rakyat dibutuhkan 

Hanya, berapakah harga jual suara yang diobral saat pesta demokrasi digelar ?
Bagi yang tak ingin beribet ribet dan enggan mencermati dunia politik, boleh jadi, berapapun dijual meski nilai tertinggi hanya untuk beli beras sepuluh liter. Dan, tentu saja, kita tak berhak untuk mencegah apalagi melarang mereka yang sengaja atau terencana, menjual suaranya demi uang.Sebab, itu hak mereka dan pilihan menjual suara yang transaksinya bisa terjadi kapan saja - lewat kampanye ataupun serangan fajar, sulit dibendung ketika mereka yang ingin melakukan, melihatnya sebagai peluang yang tak boleh disia siakan

Apakah saya dan juga anda termasuk pemilih yang di ajang pesta demokrasi rela menjual suara yang harganya sangat terbatas, karena paling tinggi dihargai seratus ribu rupiah? Jawabannya, bermikim di dalam diri masing masing. 

Hanya, boleh jadi saya tetap teringat pesan almarhum orangtua, yang semasa hidup sempat mengatakan, bila kamu menjual suaramu dalam pemilu, maka sama artinya kamu menyerahkan negeri ini ke mereka yang tujuannya menjadi pemimpin bukan untuk membangun negeri. Tapi justeru untuk memperkaya diri.

Meski begitu, saya masih belum tahu, ke siapa atau ke partai mana mana suara ini saya tambatkan. Mengapa? Karena yang saya ketahui lebih dahulu adalah, suara saya tidak akan pernah saya berikan ke caleg yang jika duduk sebagai anggota dewan, hanya ingin bolos dari rapat, bobo saat rapat, dan plesiran ke luar negeri dengan alasan studi banding.
Juga tak akan saya berikan ke caleg yang tujuannya hanya untuk mengutak atik anggaran APBN dan APBD, dan juga proyek bernilai miliaran rupiah, yang dalam kemasannya ditujukan untuk rakyat tapi dalam praktiknya untuk di korupsi secara berjamaah.

Semoga di priode berikutnya, tak ada lagi proyek besar yang jadi terlentar, seperti proyek pusat olahraga Hambalang.