Wednesday, April 24, 2013

POS SENYUM


NOSTALGIA MEMBAWA MAUT
Kong LIHUN dan Kong Bopak yang lebih setengah abad nggak pernah ketemu, saat bersamaan meluncur ke sebuah rumah sakit yang sama. Dan saat bersamaan, memarkirkan kendaraannya di halaman parkir yang lokasinya berdempetan. Setelah masing2 buka helm, keduanya bertatapan. Kong LIHUN kaget. Kong Bopak sama, kaget, krn sama-sama merasa kenal.
" Lu Lihun, kan ?" Kata Kong Bapak, sambil nunjuk dgn jari dgn yakin.
" Lu bopak, kan ?" Balas kong Lihun dgn super yakin.
Stlh sama-sama mengiayakan, mereka turun dari motor. Saling nubruk, saling meluk. " Lu mau ngapain ke rumah sakit?" Tanya Kong Bopak sambil mengencangkan pelukan.
"Gue mo bezuuuk anak gue nyang baru ngasih gue cucu ke 17 " Sahut Kong Lihun sambil melakukan hal yang sama, mengencangkan pelukan. " Nah, lu sendiri, mau ngapain ke rumah sakit "
" Gue mau nengokin bini ke tujuh gue yang semalam ngelahirin," kong bopak menjelaskan, sambil kembali memeluk lebih erat
"Syeeet, deh, memang bini lu ada berape?" Meski ngerasa nyesek, kong Lihun jg kembali ikut mengencangkan pelukan.
"Bini gue cuman sebelas. Cuman, yg udeh mati baru tiga. Mangkanye gue punya rencana mau nambah lagi," usai menjelaskan, kong Bopak semakin mengeratkan pelukannya.
"Syet dah. Masih sisa banyak, lu udeh punya rencana mau nambah bini lagi?" Tanya Kong Lihun, yang kembali kencangkan pelukan meski sudah sesak nafas
"Be..be..begi.." Meski mulai terbata-bata, Kong Bopak tetap mengencangkan pelukannya.
"Be..begi..begi... uuuh, gu..gue nyes..nyes " Kong Lihun yg jg makin nyesek, ikutan ngencengin pelukan. KARENA sama-sama bersemangat mengencangkan pelukan, nostalgia dua sahabat lama, tak berlangsung lama. Hanya, SATPAM dan pihak rumah sakit, hrs mau berlama-lama dlm berpusing ria, krn mrk hrs sibuk mencari di mana alamat kedua kakek, yang wafat diareal parkir akibat bernostalgia di halaman parkir rumah sakit (ode)


TIPS CARI ISTERI SETIA


oleh: Oesman Doblank

Sebelum pencarian dimulai dengan serius, bekalilah diri anda dengan sengaja dan terencana, yaitu dengan membaca komik atau langsung menonton film berjudul SUPERMAN.
Agar tak kelelahan dalam pencarian, minumlah 3 butir pil SUPER YAKIN
Mulailah melakukan pencarian dengan seksama, dengan cara sebagai berikut :
1. AMATI se-amat-amatnya, apakah putrinya pak AMAT yang kamu taksir itu, benar benar berstatus cewek atau perempuan. Tapi kalau statusnya sangat wanita, pastikan dia adalah pilihan hati yang siap ketabrak asmara dan anda harus menabrakkan mobil asmara anda ke hatinya.
2. Agar bisa mendekat, di kunjungan perdana, bawakan pak AMAT 3 porsi martabak telur, rokok kesukaan pribadinya dan tasbih yang sengaja dibungkus dan didalamnya ada kertas dgn tulisan, tolong kalau saya datang, bapak manfaatkan tasbih ini dgn sebaik-baiknya.
3. Untuk lebih mempercepat proses goal yg efektif, datanglah sebulan berturut turut sambil tetap bawa oleh-oleh seperti yang disebut dalam point dua.
4. Yakinlah, setelah sebulan, gaji anda langsung minus.
5. Jangan tanya kapan dapat putrinya pak AMAT ? Sebab, nyari isteri super setia, bukan pekerjaan gampang. Terlebih, semakin banyak cewek yang hobi shoping ke mall dan ke mana mana mainin hp atau alat elektronik canggih lainnya .
6. Jika nanti anda menyimpulkan, lebih mudah cari isteri yang suka shoping, suka ngabisin waktu ber BB ria, dan suka ngerumpi di saat pulsa habis, gak perlu lapor ke Menteri Peranan Wanita (ode)

CERBUNG


Cerita Bersambung


MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank


Prilaku buruk yang semakin mewabah, jauh lebih membahayakan dari penyakit kanker, atau dari jenis penyakit gana lainnya yang paling membahayakan.
Lihat saja, misalnya, suporter sepakbola. Mereka bisa tak rela jika stelah bertanding tim idolanya kalah dari tim lawan. Padahal, setiap pertandingan, hasilnya ya, bisa kalah atau malah menang. Malah di babak final, jika skor seri ujungnya pasti adu pinalti. Jadi, layak jika ada yang kalah dan tak layak jika keduanya dinyatakan menang.
Seperti halnya Ghana, yang dilibas Paraguay dalam adu pinalti.Mereka rela menerima kekala han, ikhlas pulang kandang dan sama sekali tak merasa sebagai pecundang. Toh, mereka sudah berjuang di even dunia. Kalah pun tetap senang.
Tapi sangat beda dengan di Indonesia. Ketika tim favorit bonek, Jakmania, atau Persita di taklukkan tim lawan, para suporter tak ikhlas menerima kekalahan. Mereka rela mendadak jadi banteng ketaton yang siap menyeruduk siap menanduk. Lebih siap ngamuk dan letupkan amarah, timbang berlapang dada dan meredam emosi, hanya karena fanatisme terhadap tim idola begitu tinggi. Padahal, setinggi tingginya fanatisme, sepokbala adalah permainan kalah menang. Setiap yang menang pasti pernah kalah, dan yang pernah kalah satu ketika bisa menang
Suporter lebih siap memamerkan tindakan yang membabi dan membanteng buta. Tidak hanya sanggup merusak fasilitas umum yang dibangun oleh pemerintah dari dana APBD dan AP B`N, tapi juga sangat siap perang tanding dengan suporter lawan. Padahal, pihak pihak yang bisa berseteru secara mendadak lantaran membela tim kesayangan, sesama anak bangsa. Anak anak Indonesia juga. Mereka gak cuma rela benjut dihajar musuh. Tapi, berani dan rela mati, demi kesebelasan kesayangannya.
Jika terus dan selalu seperti ini, kan aneh. Masa, cuma lantaran tim kalah, ada yang harus berdarah darah
Nah, di mana tidak anehnya?
Prilaku buruk juga tumbuh dan berkembang di kalangan pelajar dan mahasiswa. Tujuan utama, menuntut ilmu, rela diabaikan. Demi hobi terbaru yang dianggap relevan dengan perkembangan zaman, bukan lagi ilmu dan kebajikan yang diutamakan dan ditumbuh-kembangkan
Tapi, justru budaya tawuran. Saling gasak, saling gebrak, saling tendang, saling jitak, saling merangsek, saling lempar batu, dan saling saling lain pertanda sudah sulit eling.
Tas tak lagi jadi tempat untuk buku dan alat tulis. Tapi, untuk j menyimpan pisau, mister kapak dan senjata lainnya yang sengaja disiapkan untuk memperindah tawuran yang diinginkan. Senjata-senjata digunakan untuk satu tujuan yang sesungguhnya saling mengancam keselamatan. Padahall, agama mengajarkan untuk saling sayang. Bukan untuk saling mencelakakan.
Hal yang di tahun enam puluh sampai tujuh puluhan tak pernah terjadi, kini malah jadi berita sehari hari, di media cetak maupun di media elektronik bernama pop : televisi
Masyarakat semakin prihatin karena dampak negatif prilaku buruk tumbuh dan terus berkem bang. Seperti tak terkendali atau memang tak bisa lagi dikendalikan. Akhirnya, masyarakat hanya bisa mengurut dada. Nelangsa tak berdaya. Tak mampu mengatasi. Pemerintah seperti melakukan pembiaran. Artinya, fenomena yang muncul di kalangan masyarakat, tak segera diantisipasi dan tidak segera dicarikan solusi agar hal yang menggelisahkan itu, tak ada lagi atau terlupakan karena aparat memiliki kemampuan mencegah sejak dini dan setelahnya tak akan pernah lagi terjadi.
Prilaku buruk berjangkit dan menjalar ke mana-mana. Lebih dari penyakit yang tak bisa disembuhkan, karena ahli kesehatan paling ternama sekalipun, tak mampu menciptakan formulasi yang tepat untuk dijadikan obat agar penyakit tawuran, penyakit korupsi, penyakit a sosial lainnya koit secepatnya dan pejabat atau rakyat biasa , langsung sembuh, sadar dan kembali ke jati diri sebagai manusia Indonesia, yang setelah kemerdekaan dikumadangkan ke penjuru dunia, berkewajiban membangun Indonesia untuk rakyat – dan bukan untuk kesejahteraan para pejabat semata
Prilaku buruk, tiap kali berjangkit di satu tempat, dalam waktu relatif singkat, sudah menjalar ke wilayah lain. Begitu cepatnya menyebar dan sekaligus mengancam keselamatan siapa saja. Virus ganas dan mematikan, tak terhalau oleh canggihnya, ilmu kedokteran dan kefarmasian. Tak terbendung oleh kekuatan dan kekuasaan politik karena para politisi lebih hobi berkreasi untuk meraih materi dan untuk membangun prilaku buruk itu sendiri
Banyak yang bilang, fenomena yang mengkhawatirkan itu, bermunculan karena ketauladanan sudah menghilang. Lenyapnya entah ditelan kemunafikan religius entah gejolak duniawi yang memang kian mampu membius. Juga tak diketahui dengan pasti, apakah lenyapnya karena ditelan bumi atau ditelan oleh kekuasaan yang arogan. Sepertinya, tak ada lagi cara baik untuk mendapatkan solusi maupun mengantisipasi.
Menurut para pakar, pengamat, pemimpin yang mestinya jadi idola, telah raib, entah ditelan oleh mahluk bernama apa. Ketauladanan sepertinya sudah pupus dengan sendirinya. Tergerus oleh arus yang memberangus kepribadian, kejujuran dan sekaligus ketauladanan itu sendiri.
Kalaupun pemimpin itu ada, hanya mewakili kepentingan pribadi dan kelompoknya. Tindak tanduk dan kiprah kepemimpinannya, langsung menyempit ke pribadi dan kelompok dan tak pernah meluas ke semua rakyat. Tak berimbas pada tumbuh dan berkembangnya kesejahteraan rakyat. Tapi sebatas hinggap di kalangan pribadi dan kelompok. Sebatas kepentingan sesaat. Selebihnya, tindakan dan kiprah para elite justru menyengsarakan rakyat.
Perubahan, sulit diharapkan, karena bersama kiprahnya para elite tetap mengusung ambisi pri badi dan kelompok. Yang kemudian bermunculan cuma sebatas keserakahan, egoisme kekuasaan yang diselewengkan dan kemunafikan religius
Benarkah karena pemimpin sudah tak lagi menyimpan dan menyisakan ketauladanan? En tahlah. Yang jelas, realitas hidup dan kehidupan semakin tak terjaga. Jika sebaliknya, tak akan muncul Komisi Pemberantasan Korupsi. Sebab, Indonesia sudah lama mendirikan lembaga bernama kejaksaan dan kepolisian.
Tak heran jika Gayus yang hanya staf dan baru lima tahun bekerja, bisa cepat kaya raya. Atasannya yang sudah lama bekerja dan dengan ketinggian pangkatnya, boleh jadi, bisa lebih Gayus dari Gayus? Dan, gayus tak cuma ada di instansi pajak saja. Di Bea cukai dan instansi pemerintah lain nya, juga banyak Gayusnya.
Soalnya, budaya korup bukan baru berkembang belakangan. Tapi, sejak era orba. Jadi, bila metode pembuktian terbalik diberlakukan, tak bakal ada lagi yang percaya, jika seorang pns bisa hidup mewah dan dengan harta yang ber limpah ruah. Meski pun tugasnya di instansi pajak atau pun bea cukai, yang sangat dikenal sebagai tempat paling basah
“Huuuh..jadi pns bukan memuliakan martabat, malah ngerampok uang negara dan membuat rakyat sengsara?”
Bondan yang menikmati dialog tentang In donesia di salah satu teve swasta, mulai kesal dan hanya bisa menggerutu. Dia segera mematikan pesawat tv yang belakangan memang semakin gencar mengurai berbagai masalah tentang Indonesia, yang ternyata, dipenuhi oleh manusia, yang dari wajahnya seperti malaikat tapi yang menggeliat di hatinya, justeru hawa naf su merampok uang rakyat
Tapi, Bondan tak mau lagi berpikir tentang hal itu Nggak mau lagi mikirin soal polisi, jaksa dan hakim, yang diberi amanah mulia, menangani kasus Gayus, malah diselewengkan untuk ke pentingan pribadi dan kelompok. Terlebih, diri nya sendiri bukan termasuk orang bersih
Memang, Bondan merasa tidak lebih buruk dari para koruptor. Tapi, ia bukan orang suci. Bukan malaikat. Prilakunya juga buruk. Bukan koruptor tapi suka teller.Bukan markus dan tidak berkomplot dengan mafia hukum, tapi suka tawuran, sering ngencanin abg dan main judi. Bu kan raja pungli, tapi suka malakin para pedagang di terminal
Prilaku buruk Bondan memang tidak merugikan negara. Makanya Bondan merasa lebih pantas bercermin sendiri dan untuk dirinya sendiri, timbang menyesali kebobrokan di luar dirinya. Bondan lebih tertarik menginventarisir berbagai keburukan pribadi nya, timbang menelaah dan mengkaji prilaku buruk orang lain. Masa’ kuman di ujung samudra atlantik kelihatan, kerbau yang berduka karena mau dipotong dan ada di pelupuk mata, tidak kelihatan?


Bersambung.......

Thursday, April 18, 2013

PANTUN : DI WAKTU HUJAN

Mendung di sepanjang hari Kamis
Kayaknya gak panjang alias pendek
Gak taunya yang turun bukan gerimis
Tapi hujan lebat diiringi suara geledek

Meski hujan tetap bikin soto babat
Meski gak pakai sambel tetap nikmat
Kalau sampai malam Jumat tetap lebat
Kayaknya tercapai deh tugas ngelumat

Lhoo ini bukan soal si Udin atau si Amat
Tapi soal kewajiban yang dilaksanakan
Bukankah di setiap malam bernama Jumat
Ada kewajiban bernama tarik dan tekan 










CERITA PENDEK BAGIAN II

                                                       Oleh: Oesman Doblank

TERTIPU CEWEK JAKARTA 

 

Sejak pagi terindah sedunia itu lenyap dengan sendirinya, sejak itulah Komeng membulatkan tekad untuk mencintai Tina ALinda Nilamsari Kartini Hayang Dimanja habis habisan. Entah dengan sengaja atau tidak sengaja ia langsung lupa sama Indriyani dan Maya Delak Delik, tak ada yang nyaho. Pasalnya, nyaris tiap hari, Komeng mondar mandir ke rumah Tina. Mengantar kemana pun Tina melangkah.
Dan meski baru sepihak, Komeng sudah menganggap Tina sebagai kekasih, karena mahasiswi Universitas Cipoa Seumur Hidup, selalu menyambutnya dengan sikap super mesra.
Brengseknya, Tina pun semakin pandai menebar angin surga. Membuat hati Komeng makin membabi buta. Cintanya semakin membuat Komeng ingin memanja. Dan, Komeng semakin membuktikan, karena Tina yang
kayaknya memang ingin dimanja, tak pernah nolak tiap diajak makan-makan, nonton bioskop , terlebih, shoping di mall yang disukainya.
Kemesraan mewarnai hari-hari mereka. Terlebih, saat malam minggu ke sekian tiba, Tina sama sekali tak menolak
saat Komeng mengajaknya nonton film nasional yang laris manis, berjudul " Belum Digoyang Langsung Lemas"
Saking asyiknya, keduanya nyaris lupa pulang. Untung satpam bioskop yang mengontrol melihat dan langsung
mengingatkan. Jika tidak, boleh jadi, mereka harus tidur di gedung bioskop karena nggak bisa keluar.
" Kamu sih keterlaluan," bisik Komeng sambil menggandeng Tina ke luar dari bioskop
" Habis, abang sih, yang duluan," sahut Tina sambil meraih tangan Komeng, dan membiarkan dirinya dituntun mesra
                                                                             ******
BULAN kedua minggu ke delapan.
Tengah hari bengkak, Komeng sudah nongol di rumah kontrakkan Tina
Komeng seperti lupa segala, karena cintanya pada Tina, benar-benar full house.
Dia jadi lupa kuliah. Tapi, selalu ingat untuk minta uang, pada orangtuanya. Berbagai alasan ia kemukakan, dan
orangtuanya yang sayang berat, tentu saja selalu memenuhi permintaan Komeng, karena berharap anaknya
bakal sukses jadi sarjana.
Dan di siang bolong itu, Komeng mempersembahkan seuntai kalung untuk kekasihnya. Dengan super bangga dan
ketulusan yang setinggi-tingginya, Komeng memakaikan kalung mas ke leher Tina
" Duuh sayang, kamu jadi semakin cantik " Puji Komeng yang beru saja memakaikan kalung di leher Tina
"Abang makin ganteng dan semakin dermawan, deh." sahut Tina sambil menghadiahkan sebuah ciuman mesra
"Oh.. Cinta abang jadi kian menggebu, sayang "
"Begitu pun cinta Tina pada abang"
"Dunia jadi serba indah bila selalu bersama kamu, say"
Tina langsung mencubit. Komeng spontan menggelitik. Tina mengerdip. Komeng berbisik.
Matahari bengkak gak terasa sinar panasnya, ketika keduanya semakin mesra. Untung, saat bersamaan setan sedang ambil cuti tahunan. Jika tidak? Nggak tau dah. Meski Komeng dan Tina mampu saling menahan,
tapi Komeng sangat kesal kerena terdengar ketukan pintu.
"Tamu sialan ! " Rutuk Komeng dalam hati, sambil lepaskan tangan yang memeluk pinggul Tina
Kelar rapikan diri, Tina segera membukakan pintu. Begitu melihat sesosok wajah nongol, Tina yang baru
saja membuka pintu, menyambut dengan sikap histeris.
"Mas Bambang !! "Pekik Tina sambil menubruk dan memeluk dengan begitu antusias
Wajar dong, kalau membuat Komeng terpana dan juga cemburu melihat ulah Tina.
Hanya, cepat-cepat Komeng memakluminya. Komeng berpikir, pasti sang tamu adalah keluarga dekat Tina
Cemburu yang sempat melesak ke dada, cepat-cepat dibuang. Dia hanya menyaksikan Tina yang kayaknya
sedang menikmati kerinduan yang mendalam, karena tak bertemu dengan salah seorang sanak keluarga
Komeng narik nafas lega, saat Tina melepas pelukan, lalu menuntun cowok itu masuk dan memperkenalkan
pada Komeng. Tanpa curiga apalagi cemburu, Komeng yang maklum, menyambut uluran tangan si cowok dan
memperkenalkan dirinya dengan sikap gagah
"Komeng Van De Baskom "
"Bambang Singonerkam Mangsa," si cowok pun menyebut namanya
Keduanya saling lempar senyum
"Apakah mas salah seorang keluarga Tina?" Tanya Komeng kemudian
"Yaa, " sahut Bambang
"Kakaknya?" Komeng jadi kepingin kepastian
"Bukan"
"Bukan? Lalu, mas Bambang apanya Tina?" Komeng penasaran
Saat itulah, Tina mengambil alih perhatian. Tanpa merasa beralah, Tina menjelaskan.
"Bang... mas Bambang ini adalah suami Tina. Ia baru bebas dari penjara, karena terlibat kasus pembunuhan"
"Apaaa?" Tanya Komeng, yang tentu saja jadi kaget setengah koit
"Kamu congek, ya ! " Sentak Bambang
"Barusan kan, dijelaskan, aku suaminya dan baru saja bebas dari penjara. Apa kurang jelas?"
"Je..je...jelas, kok," sahut Komeng yang mendadak berubah jadi sangat gugup
"Naah, kalau jelas, cepat kamu minggat dari sini dan jangan punya niat untuk kembali lagi. Ngerti !"
Mulanya, Komeng ingin sekali membalas sentakan Bambang dengan full emosional. Tapi, rencananya
digagal-totalkan. Maklum,  saat memperhatikan sosok Bambang dengan seksama, yang terpikir oleh
Komeng hanya satu. Lebih baik selamat timbang babak belur atau terkapart di rumah Tina.
Dengan segenap kelemah-lunglaiannya dan rasa kesal dan menyesal sejadi-jadinya, Komeng bergegas
meninggalkan rumah Tina. Dan, ia sengaja tak mau pamit
"Dasar cewek kampret. Cewek tukang kibul, cewek berhati palsu.
Gue doain, semoga elu bedua disamber kebahagiaan. Eh, salah, disamber gledek " Rutuk Komeng sambil terus melangkah pulang ke tempat kostnya. Sesampai di kamar, Komeng hanya mampu melempar dan membanting bantal guling dan mengacak-ngacak ranjang tempat tidurnya.
Komeng sama sekali tak mimpi, jika akhirnya tertipu cewek di Jakarta

CERITA PENDEK BAGIAN I

oleh: Oesman Doblank        

 TERTIPU CEWEK JAKARTA



"Tinaaaa," Sapa Komeng dengan gaya yang sopaaaaan, banget.
Diperkuat dengan ciri khasnya yang menurut Komeng sangat berkepribadian, setelah nyapa Komeng tentu saja berharap dapat respon.
Oalaaaah mak... Cewek itu, ternyata, tersenyum. Maniiiiiis sekali. Bikin Komeng malas terhenyak.Matanya pun dikucak kucak. Komeng yakin, senyum manis itu dikhususkan untuknya
Sumpah, Komeng mendadak jadi deg deg plas. Dia tak mengira jika sapaannya yang sebenarnya asal ngejeblak justeru direspon dengan senyum yang melebihi manisnya kolak.
Dan senyum manis itu, benar-benar bikin hati Komeng yang semula sudah  deg-deg plas, makin deg plus deg plas.  Komeng kepaksa mesti menghimpun keberanian ples ketabahan.
Usai hela nafas, mohon kepada TUHAN agar diberi keleluasaan dan jalan terang untuk dekat, kenal, dan seterusnya tambah ples sebagainya
Bersama sisa deg-deg plasnya, Komeng mendekat dan menyapa dengan lebih sopan
"Mau kuliah, yaa?"
Cewek itu, yang boleh jadi memang bernama Tina atau Tani atawa Toni - Komeng gak peduli, kembali melepas senyum. Duuuuuuh, manisnya itu bikin kepala Komeng kepingin dibenturin ke tembok yang dindingnya busa. Soalnya, terasa menggoda. Membuatnya terpukau dan kepingin terpikat.
Hati Komeng mendadak jadi semrawut karena ia benar-benar ingin kenal lebih lanjut, kalau gagal lebih baik jidatnya benjut
"Kuliah dimana?" Kembali Komeng menyapa.
"Uncis, alias Universitas Cipoa Seumur Umur" Sahut si cewek manis, yang keliatannya semakin memberi angin surga dan bukan angin beliung karena yang diterjang hatinya, bukan rumah tetangganya yang nyaris roboh.
Komeng kembali terpana dan ia spontan garuk-garuk kepala.
"Lhoo, kok abang malah kelihatan bingung?" Tanya si cewek sambil tetap melepas senyum cantik dan sekaligus unik, karena Komeng membayangkannya sebagai senyum Monalisa
Dan, tanpa malu Komeng menjelaskan bingungnya. Begitu usai, si cewek manis tak hanya tertawa. Tapi, dengan sikap yang seolah akrab, mencubit anunya (baca: tangan) Komeng. Tentu saja Komeng bahagia dan meski tangannya yang barusan dicubit terasa gatel, Komeng tak kepingin menggaruk..
"Kamu lucu deh kalau lagi bingung," ujar si cewek sembari tertawa dan ia cuwek meski di halte ada beberapa mahkluk yang memperhatikan ulahnya.
"Uncis itu memang belum terkenal. Maklum, baru dibuka dua tahun lalu Oh iya, saya ambil Jurusan Tehnologi Cipoain Massa Yang Makin Bego," ujar si cewek meski Komeng tak nanya soal jurusannnya
"Oooh begitu," Komeng kembali bereaksi dan karena merasa mendapat angin, ia mengerdikan mata genitnya.
Astaganaga-cobra-sanca-pithon-belang-keket-bulu ! Siapa nyana jika kali ini pun, si cewek mengapresiasi  kerdip genit mata Komeng dengan begitu seksa ma dan secepat cepatnya. Membuat Komeng makin yakin, kalau jalan untuk mengenal lebih lanjut semakin terbuka. Tanpa ragu lagi, Komeng menyodorkan tangannya. Ngajak kenalan. Tak seperti Korea Utara yang malah ngajakin Kores Selatan perang
Duuuh, mak ! Hati siapa yang tidak sembriwiing, jika si cewek cuantik, meraih tangan Komeng
"Komeng. Kalau lengkap, Komeng Van De Baskom Bin Lihun " Komeng menyebut namanya
"Tina Alinda Nilamsari Kartini Hayang Dimanja," Cewek itu pun menyebut namanya.
Komeng yang merasa  dapat durian runtuh, kepingin rasanya menangkap matahari dan memberikannya ke Tina.

Monday, April 15, 2013

PANTUN : JANGAN ASAL BICARA

Merpati dipangggil si burung daRA
Jagung ditebar pasti pada daTANG
Ssstt... jangan sembarang bicaRA
Meski tahu Indonesia banyak huTANG

Burung dara berkumpul di jalaNAN
Mobil lewat serempak pada terBANG
Ssst janji pejabat bukanlah guyoNAN
Tapi kepalsuan yang dibiarkan berkemBANG

Burung manyar berebut bikin saRANG
Lantaran musim bertelur sudah tiBA
Ssst... biarlah para pejabat pada cuRANG
Karena di segentong susu pasti ada tuBA

Mana mungkin burung berduka laRA
Sayapnya patah pun tetap mau terBANG
Sssstt.. percuma saja lantangkan suaRA
Jika disumpel uang iman langsung tumBANG

Di sini musim hanya hujan dan kemaRAU
Hujan banjir kemarau sawah mengeRING
Di sini, biarpun lepas suara sampai paRAU
Malah diri sendiri yang akhirnya jadi geRING *)

Tahu baju robek mestinya cepat ditamBAL
Supaya esok tetap bisa dipakai uLANG
Sssstt... kalau pemimpin sedang ngegomBAL
Pertanda, dia gak ingat kelak bakal berpuLANG