Tuesday, October 8, 2013

JANGAN DISUAPIN

oleh : Oesman Doblank


PAS main ke rumah teman SMU yang cukup lama tak jumpa, Maryati yang baru sampai di teras langsung tercengang karena melihat Mira, sedang nyuapin putrinya yang berusia sekitar tiga tahun.

"Kenape lu tercengang? Emang di rumah gue lu ngeliat kuntilanak?" Tanya Mira

"Gue tercengang bukan ngeliat kuntilanak. Tapi, ngeliat tingkah laku lo yang sok sayang anak." sahut Maryati

" Halllooooo... memang salah kalo seorang ibu sayang sama anak?" Timpal Mira

"Di zaman sekarang, bukan salah. Tapi keliru, Mir. Anak lo kan udah geude. Suruh dia belajar makan sendiri. Soalnya, anak gue yang baru setahun aja udeh gue suruh makan sendiri," kata Maryati

"Dassar lo nya aja yang kagak sayang sama anak dan malas nyuapin," Mira malah ngekik rekannya.

" Miraaa... Miraaaa.... Lo emang nggak kepingin anak lo jadi pejabat?" Tanya Maryati.

" Eh Mar... gue bukan cuma kepengen anak gue jadi pejabat. Sebab, harapan gue, nih anak mesti jadi presiden. Biar rakyat Indonesia lebih cepat jadi sejahtera "

" Harapan lo sungguh sangat hebat, Mir. Cuma, kalo terus lo suapin, waktu dia mulai merintis karir sudah langsung berani nyuap. Pas jadi pejabat, yang dia harap bukan prestasi. Tapi, terus menerus terima suap. LO emang kepengen punya anak yang pas jadi pejabat hobi terima suap," tegas Maryati.

"Oooh gitu, yaa," sergah Mira, yang setelahnya membujuk anaknya agar mulai makan sendiri agar nanti setelah jadi pejabat tidak kangen sama yang namanya suap


Monday, October 7, 2013

ADA CERITA (23)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank

DUA PULUH TIGA


          Pak Sadikin juga menjelaskan, yang dia lakukan bukan untuk membuat malu atau merongrong kewibawaan Marwan sebagai suami. Juga bukan untuk  mengambil hati dan mencuri perhatian Marwan.
         “ Saya hanya sebatas  memberitahu, bahwa ada yang harus terus menerus diperjuangkan oleh para suami, sampai sang isteri paham kalau suami itu imam dan wajib ditauladani bila apa yang dikatakan suami sesuai dengan yang dilakukannya. Karena jika sebaliknya, kita sebagai suami belum layak disebut imam untuk isteri dan anak kita”
          Jadi, tambah pak Sadikin, “ Dik Marwan harus  mengetahu apa yang dilakukan isteri saat dik Marwan pergi meninggalkan rumah dan sampai sore bekerja di kantor. Dengan begitu,  akhirnya bisa lebih cepat mengerti, apa yang dik Marwan harus  lakukan, setelah membuktikan sendiri tentang apa yang selama ini dilakukan oleh isteri. Boleh  jadi selama di kantor kita hanya menyangka isterinya full ada di rumah “
         “Itu sebabnya, saya mengundang bapak agar bisa berbincang dengan leluasa, bisa menimba dan menggali pengalaman dari bapak. Dan, sepertinya saya harus banyak belajar dari bapak.”
         “ Saya ini, nggak ada apa-apanya, dik Marwan. Malah, menurut saya, dik Marwan sangat luar biasa. Jarang, lho, suami seperti dik Marwan”
         “ Jarang bagaimana, pak ?”
         “Begini, lho, dik Marwan. Kebanyakan suami, malah tak suka, bila ada orang lain mengabarkan tentang kekurangan isterinya. Malah, ada yang langsung marah. Alasannya, macam-macam. Ada yang karena merasa paling sayang dan paling tahu siapa isterinya.
        Ada yang karena tak ingin orang lain ikut campur tentang masalah  rumah tangganya. Bahkan, ada yang karena merasa malu, malah membela isterinya dengan cara yang membabi buta. Sedangkan dik Marwan, tak cuma lapang dada. Tapi, juga sangat apresiatif.
        Bapak yakin, dik Marwan memang ingin berumah tangga, tapi rumah tangga yang benar-benar sakinah. Tidak seperti kebanyakan masyarakat kita, ingin rumah tangga yang sakinah, tapi tak pernah mau berbenah. Malas merajut keharmonisan, dan enggan menyelaras kan tujuan “
        Tentu saja Marwan menyimak dengan serius dan memanfaatkan pertemuannya dengan pak Sadikin deng an sebaik-baiknya. Dengan begitu, ia tak hanya dapat info. Tapi, juga dapat banyak pelajaran. Dan, ia juga ja di mengerti, mengapa banyak ibu-ibu yang tidak beker ja, jadi lebih suka ngegosip. Mengapa banyak ibu-ibu di komplek Mulia Sejati Indah, begini dan begitu.
         Juga tahu, mengapa banyak bapak-bapak di komplek,  tiap malam lebih suka ngumpul sampai pagi ha nya untuk banting kartu domino–main gapleh, dan ma in remi. Mereka tak peduli, apakah isterinya yang tidur sendirian di kamarnya, merasa gelisah karena sepanjang malam hanya memeluk guling dan hanya ditemani oleh sang sunyi.
         Bapak-bapak yang sepanjang malam hanya asyik dengan kepentingan dan kepuasan dirinya sendiri, juga tak tahu sama sekali, apakah anak-anaknya bisa lelap tertidur atau gelisah, karena di rumah hanya bersama ibunya.




Bersambung…..

Tuesday, September 24, 2013

ADA CERITA (22)

NYANYIAN HATI

Oleh : Oesman Doblank



DUA PULUH DUA



          Marwan bukan tidak kaget. Terlebih dirinya selalu merasa sebagai manusia yang juga suka keliru. Tak heran jika Marwan sempat kesetrum aliran emosi. Kalau saja Marwan tidak terlatih mengendalikan diri, boleh jadi Marwan langsung menanggapi dengan lebih emosi.
      Marwan  mengucap istighfar, berkali-kali. Lalu dia  menatap isterinya. Mirna yang nampaknya jengah, merasa serba salah bergegas bangkit dari duduknya. Bergerak cepat,  ke kamar. Meninggalkan Marwan yang justeru tak ingin mencegah apalagi mengejar. Ia  membiarkan Mirna ke dalam. Bahkan, tak meminta agar Mirna tidak menutup pintu kamar ketika Marwan mendengar suara karena Mirna  mengunci pintu kamar dari dalam.
           Marwan sama sekali tak bereaksi ketika Mirna mengatakan rela dicerai. Marwan yakin, dirinya tak berniat  menceraikan, meski dia berhasil menangkap basah sedang berada di luar rumah, padahal saat di telpon sedemikian mesra mengatakan dirinya sedang di rumah dan tengah menyiram kembang.  Marwan yang sesungguhnya sudah memaafkan Mir na, tidak  akan menanggapi apalagi memenuhi perkataan isterinya.
            Marwan yakin, ia yang tak berniat dan tak pernah mengatakan “ kau kuceraikan “, tak perlu mela kukan ini dan itu. Dia akan tetap menjaga dan membangun ikatan pernikahannya ke tingkat yang jauh lebih baik.  Marwan yakin, ia masih punya waktu, punya kesabaran dan masih punya keinginan kuat untuk  mem bimbing Mirna, agar menjadi isteri yang jauh lebih baik. Sebab, bagaimana pun, di balik kekurangannya Mirna masih menyimpan kelebihan. Di balik keburukannya, masih terlihat sinar kebaikan. Tak mungkin, Mirna tidak  punya niat untuk mewujudkan cita-cita bersama, membangun rumah tangga yang sakinah, mawahdah, dan warohmah.
            Seperti yang mereka niatkan saat akan dan saat akad nikah. Saat penghulu dan juga orangtua mendoakan untuk mereka yang kala itu menjadi sepasang mempelai. Sepasang pengantin  yang telah berikrar untuk saling menautkan fisik dan jiwa. Dan setelah terikat dalam pernikahan, sudah bbarang tentu siap   mengayuh biduk rumah tangga. Hanya, memang belum saling mengalami bagaimana mengatasi ketika gelombang masalah menerpa 
Marwan lalu mengirim  sms ke tetangganya, mengajak bertemu di sebuah rumah makan.  Marwan tak hanya  ingin mengucapkan terima kasih atas kebaikan dan keikhlasannya, memberi informasi yang bukan fitnah. Tapi, informasi yang mengandung begitu banyak faedah. Utamanya, tentang  informasi yang valid. Informasi yang membuat Marwan menyadari bahwa sebagai suami harus memberi perhatian lebih, sehingga prilaku isterinya tidak sampai terlanjur ke tingkat yang lebih parah .
 Informasi yang membuat Marwan, bisa cepat mendeteksi, berkesempatan  melakukan pencegahan sejak dini, berpeluang melakukan berbagai  perbaikan, agar dapat membangun rumah tangga yang harmonis, seperti yang didambakan setiap pasangan rumah tangga
            “ Kita, kan, bertetangga dan sesama hamba Al lah yang ingin tenang, damai dan bahagia dalam istana rumah tangga. Jadi, wajib untuk saling tolong menolong dalam kebaikan. Dan saya pribadi, hanya ingin mencari ridho Allah. Tapi, saya tetap harus waspada. Artinya, hanya kepada orang-orang tertentu saja saya berani melakukan hal seperti ini.
           Selebihnya, belum tentu saya berani menyampaikan informasi, meski faktanya jelas dan bisa dipertanggung-jawabkan, “ ujar  pak Sadikin, yang di rumah makan malah hanya memesan es susu dan makanan kecil 
            Marwan sama sekali tak memperlihatkan rasa bangga. Juga tak memperlihatkan perasaan puas karena berhasil memergoki Mirna yang tengah kumpul dengan geng rumpinya. Marwan juga tak menumpahkan rasa kesal pada pak Sadikin karena dia telah berhasil mengetahui ulah isterinya yang sungguh sangat menjengkelkan.
          Di saat berhadapan dengan  pak Sadikin, Marwan justeru menyalahkan dirinya. Dia mengakui kelalaiannya,  karena kurang perhatian dan sama sekali tidak mengontrol adanya perubahan tingkah laku Mirna. 
             "Sebagai suami, yang harus kita lakukan bukan menyalahkan apalagi menyudutkan isteri. Kita justeru harus melakukan introspeksi, agar di masa mendatang, jadi jauh lebih baik," kata Pak Sadikin yang dalam kesempatan bertemu dengan Marwan, tak ragu menyatakan rasa salutnya.
              "Sebab," ujar pak Sadikin, Marwan mampu mengendalikan diri meski saat itu ia pasti sangat emosi karena memergoki isterinya malah asyik ngerumpi di rumah tetangga, sedangkan suaminya pergi meninggalkan rumah dengan tujuan mulia, mencari nafkah


Bersambung…….

ADA CERITA (21)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank


DUA PULUH



2
       

Marwan juga menegaskan kalau  dirinya tak mau lagi diperdaya. Dengan blak blakan Marwan mengatakan, kebohongan itu menyebalkan dan kebohongan Marni selain menyebalkan juga membuatnya jengkel. Terlebih, kemesraan Marni tidak seindah dengan kelakuannya. Sok mesra tapi kemesraan Marni  menelikung. Sok perhatian dengan mengucapkan selamat bertugas, tapi sebenarnya Mirna hanya ingin bergegas meninggalkan rumah untuk berkecipa kecipi bersama dengan ibu ibu yang kesemuanya memang seperti sepakat untuk membohongi suami. Kalau suami saja dibodohi bagaimana dengan orang lain?   
      
Menurut Marwan, apa yang dilakukan isterinya adalah perbuatan yang melecehkan suami, dan sama sekali menghargai suami, yang sejak pagi meninggalkan rumah, dan kalau pun dapat rezeki tak lain untuk memenuhi kebutuhan isteri, yang karena tak kerja tentu lebih pantas mengurus rumah dengan kreartivitas dan aktivitas yang mestinya membuat betah karena diperkokoh dengan aktivitas ibadah. 

Karena isterinya tetap membisu, Marwan semakin blak-blakan. Ia bilang, tak suka pada si kap Mirna, yang malah memperlihatkan ketidak-sukaan, dan bukan menunjukkan rasa penyesalan yang dalam. Padahal suaminya berhasil menyingkap kebohongan Mirna, berhasil menangkap Mirna, yang sedang menghabiskan waktu di rumah tetangga. Bukan untuk sesuatu yang positif. Tapi, hanya untuk membangun ke mudharatan

Meski begitu, dengan tetap tenang dan berusaha lemah lembut, Marwan menjelaskan,. Bersilaturahmi itu bukan ngerumpi. Tapi saling berkunjung dan bertemu untuk satu tujuan he bat. Mendapatkan dan meraih berbagai hal yang bermanfaat. Bukan untuk memperoleh hal hal yang malah mendatangkan mudharat.

Mendiskusikan berbagai masalah keseharian, baik tentang rumah tangga atau masalah lingkungan atau hal lain, juga harus obyektif dan dampaknya, selain harus positif juga ber manfaat bagi diri sendiri dan akan semakin bagus jika juga bermanfaat bagi orang lain.

“ Kalau memang perlu, saling berbagi resep masakan dan sekaligus mempraktekkannya. Jika isteri pandai masak, suami pasti lebih suka membudayakan hobi makan di rumah. Menik mati masakan isterinya, sambil berbincang, bercanda dan membangun keharmonisan , “ urai Marwan, yang tak menyesal menyampaikan, meski isterinya tetap diam.

Marwan sama sekali tak menyangka, jika  Mirna yang terus dan tetap diam, akhirnya bica ra. Entah karena emosi, entah lantaran ia tak su ka karena terus dinasihati suaminya. Yang je las, dengan setengah berteriak, Mirna malah bilang : silahkan ceraikan saya .




Bersambung…..

Wednesday, September 11, 2013

ADA CERITA (20)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank


DUA PULUH

         Saat    meminta agar Mirna tidak mengulangi lagi kekeliruannya, Marwan terpaksa mengatakannya dengan agak keras. Dia juga mengingatkan agar isterinya tidak berakrab-akrab lagi dengan ibu-ibu, yang di saat suami pergi ke kantor, malah memanfaatkan waktu luang untuk bergibah. Kekeliruan semacam itu harus berakhir setelah Marwan mendapatkan Mirna tengah asyik bersama ibu ibu di rumah orang lain
         Namun Marwan menekankan kalau yang diinginkan sama sekali tidak berarti melarang isterinya bergaul. Dia justeru mendorong isterinya bersosialisasi dengan siapa saja, karena bergaul bukan hanya hak setiap insan. Tapi sekaligus kewajiban, agar satu sama lain saling mengenal dengan siapa saja dan berakrab akrab pun sangat tak salah, asal paham bahwa dalam bergaul, unsur saling memetik manfaat harus melekat dan satu sama lain dengan sadar harus saling mencerdaskan, saling mengajak ke jalan benar dan bukan malah mengajak ke jalan yang kelak membawa masalah. Bahkan, bisa membawa malapetaka.
          Jika proporsional karena cerdas dalam memilah dan memilih tentu yang kemudian dipetik dari pergaulan adalah manfaat bukan hal hal mudarat. Jadi, kalau dalam bergaul harus ada yang dikalahkan, tentu saja yang dimenangkan bukan keburukan. Tapi jika yang dimenangkan adalah kebenaran dan kebaikan, maka esensi bergaul jadi indah.
          Malah bisa jadi jalan untuk membangun akhlak terpuji dan menyingkirkan berbagai tipikal akhlak tercela.
          Marwan sangat berharap, agar Mirna menjadi isteri dan ibu serta perempuan yang tak hanya bisa dan pandai memilih Tapi juga bisa menginventarisir mana hal hal yang dipenuhi kebaikan yang benar dan mana hal hal yang di dalamnya hanya diwarnai oleh keburukan yang sampai kapan tetap mengandung ketidak-benaran.
          Dalam memilih, harus diketahui dan dipahami, mana pilihan yang seirama, senada, sepemikiran dan satu visi dan satu misi. Dan, kata Marwan,  itulah hak setiap hamba karena setiap orang yang mengaku beriman, harus membuktikannya dengan melakukan perbuatan yang dianjurkan dan bukan perbuatan yang jelas jelas sangat dilarang.
          Ia tak berhak gaul dan berteman dengan siapa pun, yang beda dalam sikap dan beda dalam mengaplikasikan keimanan. Bukan karena dianggap salah atau keliru. Tapi, sangat tidak tepat, mengingat hati setiap orang yang beriman harus selalu terjaga dan terpelihari dari berbagai macam keburukan.
         Terlebih, sama-sama mengaku beriman dan mengakui bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah. Jadi, konsekwensi logisnya bukan membangun akhlak tercela. Tapi melaksanakan seluruh perintah Allah dan mentaulagani Rasulullah, yang diutus ke dunia untuk memperbaiki akhlak manusia.
          Padahal, hukum dan larangan Allah sudah sangat jelas dan semua difirmankan dalam Al Qur’an. Bahkan, begitu tegas. Dan aturan Islam, tak satu pun yang keras. Dan kita tak boleh salah kaprah dalam menafsirkan. Pasalnya,   yang sebenarnya  keras bukan aturan agama. Tapi hati manusia. Ketika hati manusia sudah dikendalikan oleh hawa nafsu, maka saat itu yang dia lakukan adalah apa yang diinginkan dan bukan apa yang dibolehkan.
          Ketika dorongan hawa nafsu semakin tak bisa dikendalikan,  kebanyakan manusia tak lagi menggubris mana yang boleh dan mana yang dilarang. Hal ini dengan mudah bisa terjadi karena semakin banyak manusia yang malah enggan melaksanakan perintah Allah. Meski tahu  semua kebenaran itu datang dari Allah dan telah ditetapkan oleh Allah sejak ribuan tahun silam, malah dianggap sebagai aturan yang membuat dirinya tidak leluasa melakukan yang diinginkan berdasarkan hawa nafsu.



Bersambung…….



Thursday, September 5, 2013

KAPAN TERSANGKA HAMBALANG DITANGKAP

oleh : Oesman Doblank


       ANGIN segar berhembus dari Rasuna Said, Kuningan, Jakarta Selatan. Tepatnya dari gedung Komisi Pemberantasan Korupsi. Di sana, Abraham Samad menjelaskan bahwa dalam beberapa hari ke depan KPK akan menahan para tersangka yang terlibat kasus Proyek Hambalang, yang berdasarkan hasil audit BPK, diketahui telah merugikan keuangan negara yang jumlahnya ratusan milyar rupiah
       Sebuah angka yang dalam dimensi kerugian negara sangat fantastis. Sebab, semula proyek tersebut hanya berkisar seratusan milyar lebih lalu didapuk menjadi proyek yang berbiaya lebih dari dua triliun dan ratusan milyar diantaranya bukan buat pembangunan pusat olahraga, melainkan untuk dikorupsi oleh mereka yang berkait erat dengan proyek Pusat Olahraga.
      Jika hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sangat membantu KPK untuk menahan mereka yang telah berbulan bulan ditetapkan sebagai tersangka, tentu, ini merupakan kabar yang menggembirakan karena jika dilaksanakan tanpa hal lain kecuali bukti yang kuat, masyarakat akhirnya tidak lagi bertanya tanya karena memang terasa aneh, jika ada orang yang telah ditetapkan sebagai tersangka namun masih bebas menghirup udara segar di luat hotel prodeo
     Tentu saja kita boleh berharap jadi fakta, karena Ketua KPK Abraham Samad telah mengatakan hal itu, dan tentu pihak KPK tidak akan bermain main dengan pernyataannya, yang diapresiasi oleh masyarakat luas yang memang sangat menantikan adanya berita soal tindak lanjut yang akan dilakukan KPK terhadap para tersangka yang dinyatakan terlibat dalam kasus Hambalang
      Kita juga mendengar kabar tentang upaya KPK yang akan mengajukan banding atas vonis yang telah dijatuhkan oleh hakim Tipikor terhadap terdakwa yang terlibat dalam kasus Simulator dimana kerugian negara mencapai seratusan milyar lebih. Upaya banding akan dilakukan KPK, karena vonis hakim hanya sepuluh tahun dan denda sebesar lima ratus juta rupiah. Vonis ini, dinilai tidak sesuai dengan tuntutan jaksa yang menuntut Terdakwa dihukum selama 18 tahun penjara dan denda seratusan milyar atau sesuai dengan jumlah kerugian negara.
     Semoga apa yang akan dilakukan KPK menjadi fakta sehingga para tersangka kasus Hambalang di tahan dan selama ditahan tak diberi fasilitas yang membuat masyarakat kecewa karena jika kondisi di tahanan tetap sama dengan di rumah para tersangka, tentu kebanyakan orang malah termotivasi untuk melakukan korupsi, karena di tahan pun tidak merasa tersiksa dan denda yang ditetapkan hakim dalam vonis, jauh lebih rendah atau sangat sedikit dibandingkan dengan uang yang berhasil diperoleh dari hasil korupsi
     Hanya, kita tak pernah tahu, apakah korupsi di Indonesia dapat diberantas dalam waktu singkat atau korupsi tetap membudaya sampai hari kiamat tiba


Monday, September 2, 2013

ADA CERITA (19)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank

SEMBILAN BELAS


         Mirna diam. Entah karena kesulitan menjawab, entah karena  tak ingin penjelasannya malah dianggap mengada-ada dan akhirnya berkembang ke hal yang tak diinginkan. Marwan sendiri, tak lantas bicara. Ia pun memilih untuk ikut diam. Agar dari mulutnya tak keluar kalimat yang membuat isterinya merasa tersudut atau tertekan. Juga berusaha menjaga sikap, agar dari dirinya tak muncul ekpresi yang bisa membuat Mirna tersinggung atau membuat dirinya semakin merasa ter tekan.  
        “Oke, mama salah dan atas kesalahan yang mama perbuat, mama minta maaf,” akhirnya, setelah bebe rapa menit saling diam dan hanya saling tunggu, Mirna yang terlebih dahulu membisu, kembali bersuara.
        Marwan menarik nafas lega
        “Syukur mama merasa bersalah dan mau minta  maaf. Abang sudah  memaafkan. Seka rang, tolong dengar baik-baik. Jika ngerumpi atau bergibah itu, tidak dilarang oleh Allah, abang juga mau  melakukannya, ma. Sebab, ngerumpi itu nikmat. Bergibah itu, sering bikin kita jadi enjoi. Dan, membicarakan aib orang lain itu, memang sangat mengasyikkan.
        Hanya, Allah melarang kita bergibah. Me larang hambanya memakan daging saudaranya sendiri. Itu sebabnya, bergibah, ditetapkan seba gai perbuatan yang tidak disukai oleh Allah. Ja di, bukan abang yang tidak suka. Abang juga hobi, Mir. Hanya karena kita harus taat pada aturan agama, harus konsinten dan konsekwen, mau tak mau kita harus taati peraturan yang su dah ditetapkan oleh Allah.
    . Munafik, namanya, jika kita mengaku ber iman pada Allah, tapi tetap melanggar larangan Allah. Munafik namanya, jika kita mengaku beriman, tapi malah sengaja tak mau melaksa nakan perintah yang sudah ditentukan oleh Allah. Mama bisa, kan, mengerti dan me maha mi, mengapa hal ini perlu saya kemukakan  ?“
         Mirna diam. Langsung memandang Mar wan dengan tatapan marah. Agaknya, ia tak su ka mendengar nasehat yang baru saja disam paikan suaminya. Marwan bukan tidak kesal. Kepalanya saja, langsung terasa cenat-cenut. Meski  ia segera membalas tatapan isterinya de ngan tatapan yang lebih tajam, Marwan beru saha untuk tetap rasional. Kepalanya boleh panas, boleh cenat-cenut. Tapi hatinya harus selalu dingin. Kalau perlu, lebih dingin dari ba tu es
         Marwan, ingin Mirna yang biasanya ba wel, banyak bicara, bersedia membahas atau menyimpulkan apakah ia baru mendengar penje lasan yang benar atau sebaliknya Bukan malah kembali diam lalu menatap dengan marah .
         Bukankah Mirna mengaku sudah dewasa? Mestinya, pria atau wanita yang sudah dewasa, bisa bersikap fair dan sanggup menghadapi aki bat, dari suatu sebab yang telah ia perbuat.
         Tapi, Mirna malah memperlihatkan si kapnya yang sama sekali tidak menunjukkan di rinya sebagai isteri yang berani berbuat salah ta pi berani bertanggung  jawab. Dijelaskan ten tang larangan bergibah, malah bersikap aneh. Mestinya, jika tidak suka diarahkan ber dasar kan petunjuk kebenaran—bukan petunjuk Marwan, yaa, jawab tidak suka. Atau, sebaliknya




Bersambung……