Wednesday, June 5, 2013

CERITA BERSAMBUNG (36)

MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH ENAM “Bang…istighfar, bang. Istighfar. Abang sudah mengganggu tata tertib di ruang rawat “ “Kamu tidak usah suruh-suruh saya. Saya tak bisa tidak menangis, Ani. Sejak tadi, saya te rus menangis. Hanya, kamu tidak tahu. Tidak pernah mengerti dan tidak paham. Saya bawa makanan pemberian, boss, kamu malah kesal, malah suruh saya kalau dapat duit harus irit. Saya lihatkan isi tas pinggang, kamu malah curigai saya. Mestinya, kamu tanya saya dengan cara baik-baik, lalu, kamu beri saya...

Sunday, June 2, 2013

TAK ADA AKAR ROTAN PUN JADI

oleh : Oesman PENGANTAR      Beda pengantar dan kata pengantar, sangat jelas. Karena sudah jelas, kayaknya beta tak perlu lagi memperjelas. Sebab, percuma menjelaskan yang sudah jelas. Mengapa? Karena selain kuatir nantinya makin jelas, juga gak enak kalau ada yang mengatakan, kok diperjelas malah menjadi sangat tidak jelas.     Jadi, timbang diperjelas malah menghasilkan makna yang tidak jelas. bukankah lebih baik segera mengurungkan hal hal yang malah menjadi tidak jelas? Nah, itu sebabnya saya tak ingin memperjelas....

Friday, May 31, 2013

CERITA BERSAMBUNG (35)

MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH LIMA “Nah... yang sedang dirawat ini isteri saya, namanya Ariyani,” kata Sabar kemudian “Maaf, yaa, pak. Kami hanya memastikan. Jika bapak orangnya, kami hanya melaksanakan amanah, mengantar kedua bingkisan ini untuk bapak “ “Iya, pak. Selamat ya, pak ?” Karyawan yang membawa bingkisan peralatan bayi, segera menyodorkan bingkisan yang dibawanya. “Bing…bingkisan i....ini benar, untuk saya? Dari siapa? ” Tanya Sabar yang tentu saja merasa sangat terkejut. Itu sebabnya, Sabar tak...

CERITA BERSAMBUNG (34)

MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH EMPAT           Meski sulit, akhrnya Sabar bisa meyakinkan dan ia melihat isterinya yang semula kuatir, menarik nafas lega. Lalu, tersenyum. Lantas, Sabar mendengar jelas, isterinya mengucap “Alhamdu lillah Hirobbil Alamin” Sabar mulai lega. Setelah merapikan tas pinggang, Sabar kembali membuka horden. Ia semakin lega, karena pasien di sebelah juga sibuk dengan urusannya sendiri. “ Sekarang, kamu nikmati makanan enak yang abang bawa dari restoran mahal,...

Tuesday, May 28, 2013

CERITA BERSAMBUNG (33)

!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH TIGA Sabar maklum, isterinya tetap kesal ka rena tak tahu – tepatnya belum tahu, jika saat ini dirinya tengah berada di puncak kegembiraan. Hanya, Sabar juga jadi kesal. Bukan pada Ariya ni. Tapi, kesal pada dirinya sendiri. Sebab, malah memilih merahaiakan kabar yang paling menggembirakan. Karena hal itu, Sabar jadi terpikir untuk merapatkan hordeng pemisah antara pasien satu dengan yang lain, serapat-rapatnya. Ia...

CERITA BERSAMBUNG (32)

!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH DUA BONDAN mengajak Sabar yang ia tahu sudah tidak sabar, untuk mampir sejenak ke kantin rumah sakit yang berada di lantai dasar. Tapi, ia tidak memaksa Sabar, yang menolak dengan alasan kuatir makanan yang ia bawa dari rumah makan mewah, nantinya malah basi dan akhirnya mubazir, jika tidak segera dinikmati oleh isterinya. “Yaa, sudah. Lu duluan aja, bang. Nan ti gue nyusul ke atas. Oh iya, dilantai tiga, kamar nomor...

CERITA BERSAMBUNG (31)

!-- @page { margin: 0.79in } P { margin-bottom: 0.08in } MASIH ADA JALAN oleh : Oesman Doblank TIGA PULUH SATU Bondan malah makin kesal. Sabar yang diingatkan agar hentikan tangis, malah makin sesenggukan. Sabar yang tak mau cepat-cepat ambil helm dari tangan Bondan, juga nggak segera kasih jawaban apakah menolak atau mengijinkan Bonda ikut ke rumah sakit. Bondan menaruh helm di dekat kaki Sabar. “ Yaa, sudah. Kalau begitu lebh baik gue langsung pulang aja,” kata Bondan yang sudah ambil keputusan untuk pulang. Tanpa ragu,...