Tuesday, May 28, 2013

CERITA BERSAMBUNG (33)


MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank

TIGA PULUH TIGA


Sabar maklum, isterinya tetap kesal ka rena tak tahu – tepatnya belum tahu, jika saat ini dirinya tengah berada di puncak kegembiraan. Hanya, Sabar juga jadi kesal. Bukan pada Ariya ni. Tapi, kesal pada dirinya sendiri. Sebab, malah memilih merahaiakan kabar yang paling menggembirakan.
Karena hal itu, Sabar jadi terpikir untuk merapatkan hordeng pemisah antara pasien satu dengan yang lain, serapat-rapatnya. Ia tak ingin pasien di sebelah yang juga sedang dibesuk, mengetahui apa yang akan disampaikan ke isterinya. Ia tak peduli pada Ariyani yang kelihatan makin kesal karena Sabar tak memperhatikan keluhan isterinya.
Sabar bergegas mencopot tas pinggang nya.
“Sekarang, “ kata Sabar, dengan suara berbisik “Kamu lihat apa yang abang bawa. Setelah itu, tolong jangan mengeluh lagi. Oke ?”
“ Bang... untuk apa saya bilang oke? Abang kan, tukang ojek. Bukan tukang sulap yang bisa mengubah kertas kumel jadi setumpuk uang berwarna merah“
“Sssst..suara kamu jangan keras begitu? Sekarang, begini saja, kamu ambil tas ini, buka, dan lihat isinya, “ kata Sabar.
Ia menyarankan sambil menahan suaranya, agar tak terdengar orang ketiga, karena di saat yang sama, ia mendapat kesulitan menenangkan isterinya.
Setelah itu, Sabar hanya berharap agar isterinya mengerti dan paham dengan apa yang ia inginkan.
Padahal, yang diinginkan, ia bisa se perti Bondan, yang kalau melakukan sesuatu, kesannya sangat biasa saja, seperti halnya air me ngalir, tapi hakekatnya, mampu mendobrak apa yang tersembunyi di relung jiwa. Membuatnya terharu, dan kemudian menangis sesenggukan . karena ujung-ujungnya ia sangat merasakan baha gia.
Di saat seperti itu, begitu nikmat bersyukur pada Sang Pencipta karena benar-benar merasakan kebesaran, kasih dan sayang NYA. Akankah Ariyani, isterinya, dapat menikmati hal yang sama, seperti yang seharian ini ia rasakan dan nikmati dengan syukur yang mendalam?
“ Baaang…” seketika ia mendengar Ariyani memekik
Memang, kagetnya begitu mencuat. Namun, tak kelihatan hepi. Ariyani, malah tak hanya seperti tak percaya. Padahal, matanya melihat begitu jelas tumpukan uang yang bersemayam di tas pinggang kumel, milik Sabar, suaminya
“ Sssst…kan abang sudah bilang, buka dan lihat isinya. Kalau sudah tahu, ber syu kur pada Allah. Jangan malah bikin orang lain memperhatikan kita ?” Kata Sabar, sambil kembali menahan suaranya.
Sabar berharap, isterinya mengerti kalau ia tak sekedar mengingatkan. Tapi, juga ingin mengajak agar Ariyani merasakan hepi, setelah kaget melihat isi tas sang suami. Sayang, harapan Sabar tak langsung terpenuhi, karena sang isteri malah curiga
“ Tapi…uang sebanyak ini. Abang dapat dari mana ? Kalau nggak jelas juntrungan nya, saya malah jadi takut menerimanya “
“ Aduuuh, kamu itu bagaimana, sih. Tadi abang kan, bilang, Allah Maha Besar dan Maha Memberi Rezeki. Jadi...sekarang timbang kamu pamerin bingung, lebih baik kamu bersyukur. Setelah abang melihat kamu tenang, baru abang jelasin. Oke ?”


Bersambung.......

































<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();


</script>

0 komentar:

Post a Comment