MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank
EMPAT
BELAS
Mbok Sinem
spontan menyahut, membalas salam dari Bondan dengan cepat. Di hatinya
terasa ada yang bergetar. Inilah kali pertama si mbok mendengar
sapaan salam dari Bondan saat anak majikannya meninggalkan rumah.
Sebelumnya, yang menjadi ciri khas hanya teriak, ”Saya pergi yaa
mbook,” sembari melangkah cepat ke mobil dan menghilang entah
kemana
“ Duh
Gusti…Alhamdulillah. Den Bondan sudah mulai mengucap salam. Semoga
Engkau selalu menjaga dan melindunginya , “ Mbok Sinem mendoakan
Bondan yang sudah meninggal kan rumah.
Si Mbok tersedak.
Perubahan sikap Bondan, membuatnya terharu sekaligus bangga. Terharu,
karena perubahan sikap Bondan semakin memperlihatkan kemajuan. Tak
hanya memberinya kepercayaan yang begitu besar. Tapi, juga mulai
mencurahkan perhatian. Si Mbok tak menyangka, jika Bondan malah
menyuruhnya membawa satu-satunya anak lelaki, dari empat anaknya yang
selebihnya perempuan.
Mbok Sinem akan
berusaha untuk menghubungi Parijan, agar ia mau tinggal bersamanya di
rumah sang majikan. Tentang menantunya yang menyebalkan, akan
dipikirkan kemudian. Tapi, semoga saja, dorongan den Bondan, bisa
membuatnya lebih dekat dengan menantunya dan ia bisa membimbingnya.
Syukur jika mau berubah dan hak dia jika ingin tetap di jalannya..
BONDAN
menghentikan mobilnya di parkiran sebuah hotel mewah.
Ransel dan
sepatunya yang biasa dibawa dimasukkan ke bagasi
Bondan yang tampil
bersendal jepit, bercelana jeans dan t’shirt, membuat seorang
satpam di pintu masuk hotel tercengang. Ia megucek-ngucek matanya.
Sepertinya,tak percaya,yang terlihat jelas di depan matanya, Bondan
“Lu nggak
mikir lagi ngeliat setan, kan?“ Bondan bergegas menyapa Tukijan,
sang satpam
“Saya cuma
kaget boss. Soalnya….” Sahut Tukijan, yang kelihatan jadi nggak
enak. Tapi, Bondan tidak tahu, yang nggak enak itu hatinya atawa
jeroannya.
“Nggak nyangka
kalo gue cuman besendal jepit? “ Tanya Bondan, ingin memastikan
“Saya memang
berprasangka, boss. Tapi, bukan sandal jepitnya yang bikin saya
kaget. Saya kaget, karena biasanya, boss cuma nelpon dan saya
langsung antar ayam bangkok ke kamar boss “ Sahut satpam bernama
Tukijan, yang lantas tergopoh ke pos jaga, ambil album di laci meja
dan bergegas kembali ke luar, untuk menemui Bondan, yang sudah
dikenalnya.
“ Stock
terbaru ini, kece banget, boss. Umurnya baru 16 tahun,” kata
Tukijan, sambil angkat jempol , dan setelah larak lirik, berusaha
memberikan album foto di tangannya
Bondan hanya
menanggapi niat Tukijan dengan senyum. Ia lalu memberi isyarat, kalau
dirinya sedang tak punya keinginan untuk melihat album berisi cewek
abg yang kece-kece, yang tengah berada di tangan Tukijan.
“ Lihat dulu
aja, boss. Saya jamin, aslinya lebih bagus dari fotonya,” Tukijan
berusaha me yakinkan
Bondan maklum
jika Tukijan berusaha membujuknya. Ia lalu meraih bahu Tukijan, dan
mengajaknya ke pos, tempat Tukijan ambil album. Tukijan jadi optimis.
Ia hanya mikir, bakal seperti biasa. Meski caranya mengagetkan.
Biasanya nelpon, saat ini datang langsung ke sumber nya, Tukijan
yakin bakal dapat uang dari bisnis lender yang diam-diam
dirintisnya..
Di pos jaga,
Tukijan ternganga. Bondan bukan ambil album di tangannya, malah
bilang sambil nyodorin selembar ratusan ribu rupiah.
Bersambung......
0 komentar:
Post a Comment