Friday, May 31, 2013

CERITA BERSAMBUNG (35)

MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank


TIGA PULUH LIMA


“Nah... yang sedang dirawat ini isteri saya, namanya Ariyani,” kata Sabar kemudian
“Maaf, yaa, pak. Kami hanya memastikan. Jika bapak orangnya, kami hanya melaksanakan amanah, mengantar kedua bingkisan ini untuk bapak “
“Iya, pak. Selamat ya, pak ?” Karyawan yang membawa bingkisan peralatan bayi, segera menyodorkan bingkisan yang dibawanya.
“Bing…bingkisan i....ini benar, untuk saya? Dari siapa? ” Tanya Sabar yang tentu saja merasa sangat terkejut.
Itu sebabnya, Sabar tak berkenan untuk langsung menerima bingkisan dari tangan sang karyawan kantin rumah sakit
“Pak, saya hanya melaksanakan amanah Tadi, pak Bondan yang saat kami tinggal masih di kantin, memanggil kami. Lalu, menanyakan, apakah bingkisan yang terpajang di kantin seba tas untuk pajangan atau bisa dibeli. Setelah saya jelaskan bisa dibeli oleh sia pa saja, beliau minta tolong agar kami segera mengantar bingkisan ini ke pak Sabar.
Beliau hanya bilang, isteri bapak dirawat di ruang nomor 313. Kata pak Bondan, kalau bapak tanya beliau di mana, saya harus bilang, beliau masih di kantin dan sedang asyik ngopi“
“ Bang…kenapa malah bengong seperti itu? Abang nggak lihat, mereka kelihatan capek karena sudah bawa bingkisan itu sejak dari lantai satu?”
Mestinya, tanpa diingatkan siapa pun-ter masuk isterinya, Sabar bergegas menerima bing kisan yang memang untuk Sabar. Terlebih, sudah dijelaskan pemberinya: pak Bondan. Hanya, tak seorang pun yang tahu, mengapa, Sabar, malah langsung ke sudut ruangan dan membuat semua orang di ruang nomor 313, mendadak harus ter kejut.
Baru kali ini, mereka – termasuk isterinya, melihat seseorang, yang diberi hadiah bingkisan untuk isterinya yang melahirkan, malah mena ngis. Meraung-raung.
“ Bang…Bang Sabar, Istighfar, bang. Istighfar!”
Dari ranjangnya, Ariyani yang tak boleh banyak bergerak, hanya bisa meminta dan mengi ngatkan agar suaminya beristighfar.
Kedua karyawan kantin, yang juga kaget, segera meletakkan bingkisan di bawah ranjang Ariyani, dan mereka tak berani menghampiri Sa bar, yang sudah di sudut ruangan, berdiri dengan tubuh merapat ke dinding, yang tangisnya malah terus meraung, sesenggukan.
Pasien lain yang juga sedang dibesuk, ten tu saja hanya bisa memperhatikan, dan mereka yang tetap di tempat masing-masing, hanya bisa saling pandang. Mereka melihat, sesuatu yang aneh tapi nyata
“Pak..apa kami salah?”
Karyawan kantin yang tadi membawa bing kisan peralatan bayi, memberanikan diri untuk bertanya.
Mendengar pertanyaan, Sabar yang terus menangis bak bocah, menjawab.
“ Kalian sama sekali tidak salah. Cuma, ka lian tidak tahu, isteri saya pun tidak tahu, kalau hari ini, saya mendapat begitu banyak limpahan karunia dari Tuhan. Hari ini, saya memang harus menangis dan hanya bisa menangis. Sebab, se panjang hidup saya, baru hari ini, Allah memper temukan saya dengan hambanya yang berhati mu lia. Dia itu orangnya ikhlas, tau.

          Saya tak pernah meminta apa pun, ia juste ru terus memberi. Memberi..dan lagi-lagi membe ri. Dan, bingkisan ini, adalah pemberiannya yang kesekian kalinya. Kalian boleh kaget, boleh ter cengang dan boleh menuduh saya gila, karena di tempat ini, saya memang sedang menangis “


Bersambung........















































<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();

</script>

0 komentar:

Post a Comment