Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (22)


MASIH ADA JALAN
                                                          oleh : Oesman Doblank


DUA PULUH DUA


Kayaknya, jika ia tak mendengar langsung kalimat itu dari anak muda yang ia panggil boss. Tak melihat sikap boss, yang begitu santai dan tulus. Ia tak sanggup menggeser kursi. Tak sanggup duduk di depan boss. Tapi, karena ia langsung melihat dan mendengar, bisa juga ia menarik kursi. Ia berusaha untuk duduk tanpa ragu, malu, apalagi malu maluin. Toh, sudah jelas, boss mengajak dan mengijinkan ia untuk duduk bersamanya
Sabar merasakan, bimbang dan ragunya sudah hilang. Rasa malunya pun lenyap. Sabar sudah bisa tenang. Ia sudah bisa rileks, seperti Boss.
Ah, indahnya. Baru kali ini, Sabar masuk dan menikmati suasana rumah makan me wah. Tak lama lagi, ia yang sudah dipersilahkan pesan makanan paling enak, akan menikmati makanan yang harganya mahal. Malah, isterinya yang sedang dirawat di sebuah rumah sakit, juga akan kebagian menikmati makanan enak yang harganya lebih dari harga bawang merah yang mendadak naik ke langit tinggi.
“ Yaa, Allah. Terima kasih. Hari ini, ham ba dapat banyak rezeki dan dapat penumpang yang baik hati karena kasih dan sayangMU pada ku, hambaMu, “
Bondan memang tak tahu, suara apa yang bergemerisik di dalam hati Sabar, si tukang ojek. Tapi, ia melihat dan tahu, ada air mata yang mengalir di pelupuk mata si tukang ojek. Dan, tak hanya itu. Dalam hitungan detik, Bondan malah mendengar suara sesenggukan
“ Bang…,” kata Bondan dengan sikap yang tetap saja santai. “ Gue tuh ngajak si abang makan. Bukan nyuruh si abang sesenggukan. Gue ngajak dan nyuruh abang pilih makanan yang abang suka, kenapa malah nangis? Kan, gue udeh bilang, soal siapa yang bayar, bukan urusan bang Sabar. Tapi, urusan gue “
“ Saya ngerti, boss,” kata Sabar, yang ingin hentikan tangis, tapi malah makin seseng gukan
“ Cuma, saya nggak bisa menahan rasa haru. Saya benar-benar nggak nyangka, hari ini Tuhan melimpahkan begitu banyak karunia. Dapat rezeki banyak dan ketemu sama anak muda, yang hatinya baik dan bijak “
“ Bang…bang…,” Bondan terpaksa meminta bang Sabar menuruti kemauannya. Bukan mau tegas, tapi Bondan, tak ingin ikut-ikutan menangis. Terlebih, sedang di restoran, dan tujuan utamanya masuk ke restoran mahal, bukan mau nangis sesenggukan. Tapi, mau makan.
“ Sekarang, tolong si abang jangan sesenggukan gitu. Anak si abang di rumah sakit, boleh nangis lantaran masih bayi. Di sini, abang jangan cengeng. Lagipula, saya mau makan, bang. Kalau si abang nangis, gimana saya bisa makan? Masa’ saya asyik makan si abang malah asyik nangis? Nggak lucu, bang. Sekarang aja, nih, saya sudah tidak tahan lagi, bang, kepingin nangis,” kata Bondan
Suaranya memang tegas dan sangat jelas, tapi hatinya malah jauh lebih lemah dari kata-kata dan sikap tegasnya. Buktinya, Bondan malah ikutan nangis.
“Huhuhuhuhuhuhuhuhuhuhu, semua ini gara-gara elu, bang. Gue ngajak makan, mestinya lu senyum dan bukan malah nangis. Tapi, lantaran lu nangis, gue tuh jadi kepingin ikut nangis, bang. Huhuhuhuhu…“
Suara tangisan Bondan lebih keras dari Sabar. Beberapa pelayan spontan menoleh, ke meja 13. Meja tamu mereka, yang belum pesan hidangan tapi sudah pada menangis. Tapi, mereka tak berani mendekat. Hanya saling bisik-bisik. Dan satu sama lain saling tanya sekaligus saling jawab, dengan bahasa tubuh. Artinya, sama-sama tidak tahu, mengapa dan sebab apa tamu mereka, belum makan sudah pada nangis.


Bersambung......







































<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();


</script>

0 komentar:

Post a Comment