Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (17)


MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank

TUJUH BELAS

Bondan tak mau lagi mengetahui bagaimana para pengojek tiba tiba saja begitu gembira, dan juga tak menghiraukan apakah yang menerima uang darinya curang atau jujur. Yang jelas, Bondan meminta Sabar untuk segera berangkat.
Sabar yang memang sangat berharap untuk segera meninggalkan pangkalan ojek, tanpa buang waktu membawa Bondan secepatnya. Sabar merasa lega karena sudah jauh dari pangkalan tempat di mana ia menanti rezeki dan membaur dengan kawan kawan seojek, yang hari ini juga kebagian rezeki dari Tuhan yang dibagikan oleh Bondan
Sabar lalntas merancang arah yang hendak dia tuju. Sabar akan membawa Bondan, langsung ke kawasan ke Joglo. Atau ke daerah pinggiran lain yang masih berbatasan dengan wilayah Tangerang. Tapi, setelah hampir dua kilometer berjalan, Sabar seperti bergegas menepikan kendaraannya.
“Kenapa berhenti , bang ?”
Sabar kagak nyaut. Ia standar motornya. Turun dan dengan lugu ia menjura.
“Sorri boss. Saya tadi khilaf. Saya sekali lagi mohon, maaf. “
“Yeee, elu, bang. Lagi-lagi, maaf yang lu pinta. Kalau masih kurang, kan mendingan lu minta duit ? Minta maaf nggak bakalan bisa bikin lu kenyang, bang ”
“Saya serius, boss. Soal bayaran, sudah le bih dari cukup. Jadi, saya benar-benar minta ma af, boss. Maafkan saya boss “
Sebenarnya, Bondan, jadi kepingin nga kak. Tapi, ia tak ingin tukang ojek yang memba wanya kembali salah persepsi
“Yaa, kalau si abang minta duit aje gue siap ngasih. Apalagi kalau cuma minta maaf. Po koknya, gue maafin. Titik. Sekarang, cepat deh kita berangkat “
“Terima kasih, boss. Saya jadi lega. Jadi enak bawanya. Saya siap bawa boss sampai ke pelosok dan jika tidak ketemu, juga siap nemanin sampai besok. Sampai boss dapat rumah yang cocok, “ ujar Sabar.
Ia sudah merasa senang, tenang dan tarikan nafasnya yang panjang serta senyumnya yang nampak gemilang, menjelaskan, Sabar merasa sudah tak punya beban moral. Bondan,yang
ia panggil boss, sudah memaafkan
Sabar juga merasa sangat diuntungkan. Dapat rezeki nomplok dan dapat penumpang berhati dermawan. Anak muda yang tak mengklaim kesalahan dan kebodohannya.Yang tak mengalihkan niatnya ke ojek lain, tapi justeru tetap memilihnya, meski tahu, sikap dan tindakannya sewaktu di pangkalan, memang sangat menyebalkan.
“Kita ke daerah Joglo terlebih dahulu, yaa, boss”Sabar langsung kasih ide. Ia yang sudah siap berangkat berusaha untuk berakrab-akrab.
“Kemana saja. Yang penting komplek perumahan, lokasinya bisa hampir ke Tangerang atau hampir ke Jakarta. Ngerti,kan? Oh iya, siapa nama abang?”
“Sabar, boss,” sabar cepat menyahut tapi ia tetap konsentrasi, saat mulai start lagi. Dan ia sa ngat hati-hati. Tidak mau ngebut. Maksimal ha nya empat puluh kilome terperjam. Kayaknya, Sabar kepinging manfaatin kerjanya sambil ngobrol.
“Lain kali, sikap abang mesti cocok sama nama abang yang tercantum di ktp. Jangan cepat emosi kaya’ tadi ?” Bondan juga cepat nimpalin.
Ia tahu, Sabar kepingin ngobrol. Tapi, ia tidak ingin bersama pengojek yang tidak bisa bersi kap Sabar. Makanya, Bondan tak ragu buat nyentil kelakuan Sabar, yang nyaris berbuntut tidak mengenakan.


Bersambung........








































<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();


</script>

0 komentar:

Post a Comment