Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (19)



MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank

SEMBILAN BELAS 
 

Bondan sengaja nggak mau nyautin lagi. Bukan lantaran ngantuk. Ia sudah malas bicara. Tapi, tetap buka helm dan menyandarkan kepalanya ke punggung tukang ojek. Sabar tak merasa menanggung beban. Maklum, bayarannya lima ratus ribu.
Sabar manteng kecepatan motornya diangka empat puluh. Dia menarik lega saat berhenti sejenak, di lampu merah Pos Pengumben. Target sudah dekat. Semoga, di komplek pertama yang akan dimasukinya, ada rumah kontrakan atau yang mau dijual, dan cocok dengan selera Bondan
“ Kalau langsung cocok, saya bisa segera bezuk isteri. Ngbarin hari ini dapat rezeki nomplok. Julia sayang pasti senang, “ kata suara yang menggema di lubuk hatinya.
Sabar kembali ngegas sepeda motornya. Melewati sepeda motor, nyang dibawa seorang perempuan yang pasti nggak punya sim. Soalnya, bawa motornya malah ngagokin pengemudi motor laen. Untungnya, Sabar bisa cepat mendahuluinya. Ia jadi bisa cepat melaju, meski kecepa tannya tetap di empat puluh kilometer.
Saat belok ke kiri di lampu merah Joglo, Sabar tersenyum. Menarik nafas lega. Sabar se makin berharap cepat ketemu rumah yang mau di kontrak atau dijual. Soal akhirnya hanya ngont rak atau malah dibeli, bukan urusannya. Sabar cuma ingin cepat, cocok dan kembali mengantar ke pangkalan.
Lalu, ia kerumah sakit. Bezuk dan melaporkan baru saja dapat rezeki nomplok. Agar iste rinya tenang. Tidak berpikir soal dari mana membayar biaya rumah sakit.
Sabar berbelok ke sebuah gang.
Celingak celinguk
Mata sabar melihat sebuah rumah yang di pagarnya ada kertas kartun berisi tulisan : Rumah ini dikontrakkan. Hub. 083806254696
Sabar ingin membangunkan penumpangnya yang ia kira masih pulas dan masih asyik menikmati indahnya mimpi di atas sepeda motor/ Baru saja Sabar akan melaksanakan niat, membangunkan Bondan, eeh, Bondan malah lebih dahulu bersuara.
“Kok berhenti, bang. Memangnya sudah sampai ?”
Sabar bukan tidak kaget. Sebab, ia tak menyangka jika Bondan sudah bangun dan terlebih dahulu bertanya
“ Su..sudah, boss. Tuuh, ada rumah yang di pagarnya ada tulisan mau dikontrakkan,” sahut Sabar, yang mesti dengan gugup, tapi bisa menjelaskan dan penjelasannya membuat Bondan menoleh kea rah yang baru saja ditunjuk oleh Sabar


Bersambung.....

























0 komentar:

Post a Comment