Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (26)


MASIH ADA JALAN
                                              oleh : Oesman Doblank

DUA PULUH ENAM

Bondan menoleh. Tersenyum, mengangguk dan memperkenalkan diri, dan menyam paikan maksudnya pada pak Waluya.
“ Kayaknya, saya mesti tanya dulu, dik Bondan mau ambil yang mana, nih? Kalau mau yang masih asli, saya bisa langsung antar masuk ke dalam agar dik Bondan bisa lihat-lihat. Kalau mau yang di sebelahnya, kita harus ke rumah bu Mursidin terlebih dahulu “
“Jadi, yang masih asli punya bapak, yang sudah direnovasi dan ditingkat, punya bu Rasidin. Bagaimana kalau saya maunya lihat lebih dahulu rumah bapak. Oh ya, boleh saya tahu, berapa harga per tahunya, pak ?”
“Rumah saya kan masih asli. Masih apa adanya. Listriknya pun hanya 900 watt. Har ga per tahunnya, tentu lebih rendah dari rumah di sebelahnya. Saya tawarkan cuma tiga juta rupiah. Jika dik Bondan naksir rumah bu Rasidin, kata nya, sih, per tahun tujuh juta rupiah “
Pak Waluya membuka gembok rumah nya. Mengajak Bondan masuk ke dalam untuk melihat-lihat. Sadar tetap di atas motornya. Me mandang bungkusan plastik berisi makanan ma hal, untuk isterinya. Ia yakin, boss mengijinkan ji ka ia ikut melihat-lihat ke dalam. Tapi, Sadar ta kut malah lama. Ia tak ingin, kelamaan di dalam rumah, begitu keluar, motornya sudah raib entah ke mana
“Pastinya, isteriku nggak mungkin ti dak senang Dia pasti tidak nyangka, jika suami nya yang cuma tukang ojek, bisa bawa makanan enak, mahal dan dibungkus dalam kemasan m ewah “
Sadar terus memandang bungkusan yang ia gantung di stang motornya. Ia terus terse nyum. Seperti Bondan, yang juga tersenyum sete lah mendengar seloroh pak Waluya, yang menga takan, para tetangga menyangka rumahnya yang sekitar sebulan kosong ada penghuninya
“Pak Waluya bisa saja. Tapi, untung saya tidak takut setan. Sebab, saya pernah jadi setan. Dan ketika saya merasa sebagai setan, saya bisa melihat dengan nyata, lho pak, betapa setan-setan beneran malah pada santai dan berleha-leha “
“Hahahahaha, sekarang, dik Bondan yang bisa saja. Masa’ bisa, sih, setan beneran malah pada santai dan berleha-leha “
“Benar dan nyata, pak.Mereka itu, malah pada malas kerja. Baru kepingin membujuk manusia agar pada mabuk, eh, manusia yang sudah jadi setan, malah mabuk duluan. Baru mau ngebujuk manusia agar korupsi, eh, manusia yang sudah menempatkan setan dalam dirinya, belum dibujuk sudah lebih dahulu korupsi. Jadi, setan merasa nggak ada kerjaan.
Mereka jadi bisa santai dan berleha-leha. Sebab, saat ini, kebanyakan manusia, malah menempat kan setan ke dalam dirinya. Menjadi setan sebelum setan datang untuk membujuknya. Para setan pasti bersyukur, sebab semakin banyak manusia yang jadi setan, semakin ringan tugasnya “
“ Ada benarnya juga, lho, dik Bondan. Sebab, setan yang benar-benar setan, kan, nggak pada hobi ma buk-mabukan. Eh, manusia yang dilarang melakukan perbuatan setan malah gemar mabuk-mabukan. Setan juga nggak hobi korupsi, sebab, setan nggak perlu uang atau rumah mewah.
Tapi, korupsi itu pekerjaan setan. Lalu, mengapa justeru manusia yang gemar melakukan korupsi, yaa ? Jadi, menurut dik Bondan, yang aneh itu, setan atau manusia, yaa ?”
“Waah, menurut saya, itu harus dianggap aneh tapi nyata, pak. Soalnya, kalau kita bilang yang aneh itu manusia, toh, nyatanya manusia itu konkrit dan sesama manusia bisa melihat wujud nyatanya. Tapi, jika yang aneh kita anggap setan, toh, meski kita tak pernah bisa melihat wujudnya, kita juga tak pernah melihat kenyataan tentang setan yang sedang bermabuk-mabukan.
Di pengadilan, kita juga tak pernah, tuh, melihat jaksa membacakan tuntutan kepada setan. Yang dituntut, pasti manusia. Hakim yang kemudian memvonis, juga tidak menjatuhkan vonis untuk setan. Sebab, wujud nyata terdakwanya, kan jelas: manusia “



Bersambung..........


















<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();


</script>




0 komentar:

Post a Comment