Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (12)


ADA PINTU DI JENDELA
oleh : Oesman Doblank

DUA BELAS


RUMAHNYA hanya sebatas tempat berteduh, agar terhindar terpaan hembusan angin yang bergemuruh, dari terik mentari yang panasnya menyengat, membakar kulit, dan dari derasnya guyuran hujan atau rintik gerimis, yang kesemuanya hanya membuat hatinya miris.
Kalau azan Maghrib tidak menggema, ia ingin menghentikan Tomo, yang tengah melang kah ke arahnya. Menemaninya ngobrol atau menemaninya berkeliling, karena telah sekian lama Bondan pernah lagi mengetahui perkembangan di komplek perumahan di mana ia tinggal
Bondan hanya menghentikan Tomo. Setelah merogoh dompet, mengambil selembar lima puluh ribuan, Bondan menyodorkannya ke Tomo
“Tips antar tabung gas,” kata Bondan pada Tomo yang tercengang dan dia tak segera mengambil lima puluh ribuan yang disodorkan Bondan
“ Buat makan malam dan beli rokok,” Bondan menambahkan, dan dengan gerakan yang cepat, memasukkan uang di tangannya ke saku baju Tomo, setelahnya Bondan bergegas mening galkan Tomo, yang sehari-hari bekerja di toko engkoh Tie Liang Tai.
“ Terima kasih, boss. Semoga rezeki boss makin berlimpah ruah,” kata Tomo.
Toma lantas berpaling ke arah Bondan yang terus berjalan setelah meninggalkan Tomo yang nampak begitu terharu karena tak menduga jika di jelang Maghrib ia memperoleh rezeki yang jumlahnya, menurut Tomo, lebih dari lumayan.
Bondan merogoh, mengambil lembaran lima puluh ribuan. Memandang. Entah takjub entah heran. Nyatanya, Tomo sepertinya tak percaya pada kenyataan. Padahal, lembaran lima puluh ribuan, yang sudah ada di tangannya bukan uang palsu atau uang untuk main monopoli. Tapi, uang asli. Jika dibelikan krupuk, cukup buat lauk selama sebulan
Tapi, akhirnya Tomo sadar. Senyumnya mengembang. Ia sempat mencium kertas berharga di tangannya. Dan, jika ia sampai ke toko tempatnya bekerja, ia pasti akan kembali ternganga. Terlebih, jika bossnya benar-benar jujur dan langsung menyerahkan uang tips yang dititipkan Bondan untuk Tomo.
“ Edan… sudah nitip uang tip sama boss, kok barusan, di jalan, memberi uang tip lagi? Malah, lebih besar. Oh, tengkiyu Tuhan “
Bisa saja sambil ngelonjak kegirangan, Tomo bilang seperti itu. Toh, Bondan tak tahu dan Tomo yakin, anak muda yang bai hati itu juga tidak kepingin tahu apakah ia girang setengah mati atau sebaliknya. Tapi, yang jelas, Tomo tak bisa menahan tetesan ari mata yang tiba saja mengalir.
Tomo terharu. Tak menyangka kalau dia dipertemukan dengan seorang anak muda yang bak hati.


Bersambung......

0 komentar:

Post a Comment