Wednesday, May 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (24)


MASIH ADA JALAN
                                                           oleh : Oesman Doblank

DUA PULUH EMPAT


Bukan berarti mereka harus terus menerus tidak tahu. Toh, akhirnya mereka memang harus tahu. Setelah tamunya yang duduk di meja nomor 13, mengajukan pesanan, mereka harus segera mengisi dengan berbagai hidangan, lengkap dengan minuman yang di inginkan.
Sedangkan yang tadi dan sekarang me reka lihat, tak perlu serius diperhatikan. Itu bu kan urusan manajemen rumah makan. Toh, tak ada larangan untuk menangis dan cekakakan. Ja di, saat mereka melihat Bondan dan Sabar yang sudah tidak sesenggukan, menikmati hidangan dengan lahap sambil sesekali tertawa lebar, tak ada kewajiban bagi pelayan untuk segera memanggil petugas keamanan.
Nanti, setelah puas dan mereka pergi da ri rumah makan tanpa bersedia membayar, baru manajemen rumah makan sangat berhak untuk bersikap dan mengambil tindakan. Bahkan, setegas-tegasnya. Kalau perlu—jika terbukti tidak bayar, bisa langsung ngeroyok. Setelah babak belur, baru mereka giring ke kantor polisi.
Toh, tinggal buat laporan resmi. Bilang saja mereka preman, yang rakus saat makan tapi setelah kenyang sama sekali tak punya hawa nafsu untuk segera membayar. Malah mereka maksa minta ongkos buat pulang. Kan, beres. Paling, korban seratus ribu buat kasih uang rokok.
Nyatanya? Toh, seperti biasa. Tak ada masalah. Tamunya, bayar. Malah, petugas di bagian kasir, sempat dua kali tercengang. Pertama, saat bilang plus pesanan terakhir yang bungkusannya sudah dijinjing Sabar, totalnya tiga ratus lima puluh ribu rupiah, Bondan malah langsung komentar
“ Saya kira sampai sejuta. Nggak tahunya cuma tigatus lima puluh ribu. Nih mbak, uangnya, “ kata Sabar sambil menyodorkan empat lembar ratusan ribu
Kedua, saat ingin menyerahkan uang kembalian setelah ia menerima empat ratus ribu rupiah dari tamu yang tadi duduk di meja nomor 13, ia mendengar jelas, tamunya malah bilang.
“Ambil saja buat mbak. Dan ini, “ katanya kemudian sambil menyerahkan dua lembar ratusan ribu, “ Bagi buat empat orang teman mbak. Sebab, tadi mereka melayani dengan baik, dan tak mentertawakan kami, ketika kami asyik menangis ”
Untung, tadi mereka bersikap profesional dan proporsional. Jika gegabah dan sampai menimbulkan kesan tidak mengenakkan pada tamunya, kan yang mereka peroleh bukan uang tip yang jumlahnya lumayan besar. Tapi, klaim dari tamu yang duduk di meja nomor 13.
“Alas kakinya memang cuma sandal jepit. Tapi isi kantongnya, tebalnya selangit , “ kata pelayan berjidat agak nongnong
“ Hebat tuh, orang. Oom Ferdy saja, sekalinya ngasih tip lima puluh ribu, eh, nyuruh dibagi rata buat berlima. Padahal, tiap datang, mobil mewahnya selalu beda,” ujar temannya.
“ Yee, uang tip udeh langsung gue se rahin, bukan cepet beresin malah ngerumpi. Lain kali, gue tahan sampai akhir bulan, baru nyaho, lu “
Tentu saja Bondan tak tahu, kalau yang tadi ia la kukan, diperbincangkan dengan serius oleh para pelayan. Entah komentar apa yang akan diungkapkan Bondan, jika ia tahu dan mendengar langsung, pribadinya diperbincangkan. Padahal, apa yang dilakukan Bondan, tanpa pikir pan jang. Tanpa beban, dan tanpa berharap dapat pujian.
Dari siapa pun. Termasuk Tukijan dan teman-temannya, yang kerap kali ia beri uang tip. Memang, back groundnya beda. Tapi, kontradiktif atau pun tidak, Bondan termasuk orang yang suka memberi. Paling tahu persis, yaa, mbok Sinem. Meski embel-embelnya beda, salah satu alasan mbok Sinem betah bekerja di rumah Bondan, karena ia sering dapat uang tips. Jika sengaja dihitung, jumlahnya melebihi gaji tetapnya yang per bulan hanya sejuta rupiah.


Bersambung.......












































<script type="text/javascript">

  var _gaq = _gaq || [];
  _gaq.push(['_setAccount', 'UA-41008897-1']);
  _gaq.push(['_setDomainName', 'sketsadanpantun.blogspot.com']);
  _gaq.push(['_setAllowLinker', true]);
  _gaq.push(['_trackPageview']);

  (function() {
    var ga = document.createElement('script'); ga.type = 'text/javascript'; ga.async = true;
    ga.src = ('https:' == document.location.protocol ? 'https://' : 'http://') + 'stats.g.doubleclick.net/dc.js';
    var s = document.getElementsByTagName('script')[0]; s.parentNode.insertBefore(ga, s);
  })();


</script>

0 komentar:

Post a Comment