Sunday, July 28, 2013

ADA CERITA (1)

NYANYIAN HATI
oleh : Oesman Doblank

1



             MARWAN bukan tak suka, juga bukan tak ingin pernikahannya diwarnai dengan kemeriahan yang cuma membuahkan kesan mewah yang dibaluri oleh kemilau  citra dan pesona.   Pesta yang digelar secara besar-besaran, yang lengkap dengan berbagai atribut modern dan kesan  glamouritas. Marwan, bahkan  rindu dan sangat ingin menikmati suasana yang  tak sekedar berkesan gemerlap, tapi juga sarat dengan kemeriahan. Dimana ungkapan decak kagum, rasa salut dan rasa puas dari para undangan tak henti hentinya, membuat dirinya berada pada satu situasi dimana kegembiraan, kesenangan dan rasa bangga mendominasi dirinya  
           Semua itu, jika dilaksanakan jelas akan jadi kenangan terindah. 
           Kenangan  yang tak akan pernah  terlupakan sepanjang hayat hidupnya. Sepanjang usia pernikahannya dengan Mirna tak putus oleh masalah apapun, kecuali maut. Dan selain maut tak ada yang bisa memisahkan perkawinannya dengan Mirna. 
            Bahkan, sebagai manusia biasa, Marwan sangat ingin mengundang tak saja sebanyaknya saudara dari keluarganya dan juga seluruh saudara serta handai taulan dari keluarga  Mirna, calon isterinya. Jika perlu, saudara yang jauh di luar kota,yang  tak bisa datang karena alasan biaya, langsung diberikan tiket PP baik untuk bus atau pesawat udara. Mereka tinggal datang dan saat pulang disediakan berbagai oleh-oleh agar bisa berbagi dengan para tetangga di kampungnya.
               Marwan juga sangat ingin mengundang  sebanyaknya teman dekat, teman setengah dekat, tetangga dekat dan tetangga setengah dekat atau  siapa saja  yang dikenal atau baru saja dikenalnya.
            Ia yakin, tak saja resepsi pernikahannya yang beraroma kemeriahan dan nuansa mewah. Izab kabulnya pun, diwarnai kemeriahan yang  membuat tamu atau siapa pun tak punya alasan untuk tidak mengatakan hebat dan seiring dengan itu, mereka tak hanya berdecak kagum dan mengacungkan jempol. Tapi, sekaligus memperbincangkan ikhwal pesta pernikahan Marwan dan Mirna yang spektakular.        
            Hanya, jika itu yang terjadi, untuk apa?
            Untuk apa kehebatan yang menurut Marwan malah tak bermagma
       Bukankah yang terpenting dari sebuah pernikahan bukan pesta meriah dengan biaya yang wah. Ujungnya adalah akad nikah. Izab Kabul. Dan awalnya adalah kesepahaman sepasang manusia yang sudah beritikad berumah tangga. Setelah pihak pria melamar ke pihak wanita, dengan mempersembahkan mahar, menyiapkan saksi dan wali lalu memanggil tuan kadi atau penghulu untuk menikahkan sepasang manusia yang dengan dasar saling cinta ingin membangun mahligai rumah tangga.
            Soal pesta atau resepsi pernikahan yang berbalur kemeriahan dan dengan biaya mahal, kenapa harus dipikirkan? Bukankah hanya menghamburkan uang dan juga bukan merupakan kewajiban? Jika tak dilaksanakan sama sekali tak berdosa.
             Marwan malah tak setuju dengan keinginan calon mertuanya, yang sudah merancang akan menggelar pesta gede-gedean.









             Bersambung…….

0 komentar:

Post a Comment