Friday, July 5, 2013

CERITA BERSAMBUNG (61)

MASIH ADA JALAN
Oleh : Oesman Doblank

ENAM PULUH SATU


         Malah, ia yang diangkat sebagai Direktur Utama dan diberi kepercayaan oleh Bondan un tuk mengelola dan sekaligus mengawasi perusa haan yang telah maju dan berkembang pesat, ka rena keuletan suaminya yang sekaligus diizinkan oleh Allah meraih keberhasilan dibidang bisnis
       Hanya, untuk hal yang satu ini, Sumirah ti dak menerima dengan begitu saja tawaran dan sekaligus kepercayaan Bondan pada dirinya. Me mang,  yang diberikan kepadanya adalah jabatan paling strategis. Gaji besar dan fasilitas pun pa ling memadai. Ia yakin, jika ia langsung meneri ma tawaran dan amanah Bondan tanpa catatan dan atau permintaan, ia bebas seratus prosen dari beban ekonomi.
       Bukan berarti jika Bondan tak memenuhi permintaannya, ekonomi rumah tangganya full diwarnai kendala. Ia toh masih punya  simpanan uang di bank, juga perhiasan, yang jumlahnya lumayan besar, dan semua yang dimiliki telah jadi milik pribadinya. Semua dari suaminya dan selama perkawinannya, yang ia dapatkan dari pak Sadewa, memang untuk dan atas nama Sumi rah. Sama sekali tak ada kaitannya dengan harta yang diwasiatkan pak Sadewa kepada Bondan.
       Kini, yang akan dilakukan Sumirah hanya menunggu kabar dari Bondan. Ia yakin, Bondan dapat menyelesaikan masalah dengan baik. Dan jika Bondan berhasil memecat lelaki yang tak lain adik iparnya, ia tak akan menyesal. Malah, itulah yang diharapkan. Dampaknya, bukan tak ada. Hanya, Sumirah yakin, ia dapat menyelamat kan Lasmini, adik kandungnya, yang belakangan hidupnya agak kacau, karena suaminya, setelah diangkat sebagai salah seorang Direktur di peru sahaan suaminya, telah berubah menjadi lelaki yang sangat gemar main wanita, dan juga gemar menyakiti isterinya.
       Sumirah sengaja tak mau menceritakan mengapa, Juneadi lebih baik dipecat dari kedudu kannya. Jika Bondan melakukan investigasi, ia akan bisa mengumpulkan data-data kebobrokan adik iparnya. Baik di perusahaan, mau pun di lu ar perusahaan.
       Sumirah hanya tak ingin menjadi seseorang yang mengungkap borok dan kebobrokan mental adik iparnya. Selain karena ia sangat iba pada na sib adiknya, juga tak ingin ia dituding sebagai penyebab, dicopot dan dikeluarkannya Junaedi dari jabatan dan dari perusahaan        
        Hanya, Sumirah, sangat kuatir jika Junaedi tetap bercokol. Terlebih, ia sudah merasa sebagai adik ipar dari pak Sadewa, dan ia sama sekali tak merasa almarhum suaminya sedang mempertim bangkan untuk memecatnya. Dan pasca kematian pak Sadewa, bukan tak mungkin bila Junaedi semakin berencana untuk lebih memantapkan cengkramannya. Jika hal ini dibiarkan, Sumirah yakin, perusahaan yang dibangun dan dikembang kan oleh suaminya dengan susah payah, akan hancur di situasi yang sebenarnya bisa semakin berkembang.


Bersambung.........

0 komentar:

Post a Comment