MASIH ADA
JALAN
oleh :Oesman Doblank
LIMA PULUH TUJUH
Tak saja tanah
dan rumah yang saat ini ia jadikan tempat tinggal dan seluruh isinya.
Ru mah yang sekarang dijadikan tempat tinggal oleh kedua ibu tirinya,
kendaraan yang ada di sana dan juga yang lainnya, tak satu pun atas
nama ayah dan kedua ibu tirinya. Sertifikat rumah, surat-surat
kendaraan, dan juga deposito, yang tercantum sebagai pemilik bukan
mereka. Tapi, Bondan.
Kenyataan yang
benar-benar di luar dugaan Bahkan, di luar jangkauan pemikiran
Bondan. Ternyata, pak Sadewa, ayahnya, sedemikian pe nuh perhatian.
Boleh jadi sebagai konpensasi ka sih sayang seorang ayah, yang selama
ini mene lantarkan anaknya. Boleh jadi komitmen pak Sa dewa, yang di
satu sisi tak mampu memberi kebutuhan batiniah, tapi di sisi lain,
berusaha me menuhi kebutuhan lahiriah anaknya.
Dan, bukan cuma
itu isi surat wasiat yang sejak sepuluh tahun silam dibuat pak
Sadewa. Dalam surat wasiat yang sengaja diserahkan Sumirah kepada
Bondan, sang putra juga dijadi kan akhli waris paling utama. Dengan
begitu, perusahaan yang dirintis, dibangun dan dikem bangkan dengan
susah payah oleh pak Sadewa, otomatis menjadi milik Bondan.
Tentu Bondan
bisa berbuat apa saja.
Terlebih, juga
terlampir data perusahaan dan data neraca keuangan perusahaan milik
ayah nya, yang assetnya berjumlah milyaran.
Apa yang tidak
bisa dilakukan Bondan, yang selama ini kehilangan kasih sayang,
ketika di tangannya tergenggam begitu banyak harta ke kayaan?.
Siapa yang
berhak mencegah dan mengha langi, jika Bondan ingin melakukan apapun
un tuk memuaskan dirinya. Tak seorang pun. Tapi Bondan malah berpikir
tentang ibu tiri dan dua adiknya, yang harus ia jaga, perhatikan dan
jika diperkenankan, ia didik dengan baik. Terlebih, sa at ini, mereka
sangat membutuhkan tempat ting gal agar esok dan seterusnya, merasa
tentram. Merasa hidup jadi lebih berarti karena tetap bisa sekolah,
bisa melakoni kehidupan, leluasa mera ih mimpi yang diinginkan.
Menjadi
manusia yang tak sebatas tahu mana benar mana salah. Mana hak dan
mana ba til. Tapi juga tahu mengapa harus beribadah, apa manfaat
ibadah dan mengapa dengan ibadah ma nusia leluasa menikmati indahnya
hidup dan kehidupan.
Mengapa,
manusia yang memilih ibadah sebagai jalan untuk meraih kasih sayang
Rabb, lebih cenderung cinta akhirat timbang cinta pada dunia, bahkan,
rela mengentuti dunia karena sa dar, dunia cenderung melenakan,
menyesatkan dan gara-gara kepincut dunia, manusia lupa pa da Tuhan.
Meski begitu,
Bondan tak ingin gegabah. Artinya, ia tak sebatas harus tahu
kewajiban dan kepeduliannya. Bondan juga harus tahu, apa yang akan
dilakukan ibu tirinya setelah ditinggal pergi selama-lamanya oleh
ayahnya. Jika ia akan menikah lagi dan membawa kedua anaknya yang
juga adik Bondan, tak ada hak untuk mencegah atau menghalanginya.
Bersambung........
0 komentar:
Post a Comment