MASIH ADA
JALAN
oleh : Oesman Doblank
LIMA PULUH DELAPAN
Hanya, Bondan
merasa punya hak untuk tidak memperhatikan secara mendalam. Artinya,
Bondan tidak akan memenuhi berbagai kebutu han – terlebih kemauan
ibu tirinya, karena jika ibu tirinya memilih untuk menikah dengan
lelaki lain, suaminyalah yang paling berhak bertang gung jawab, mulai
dari memberi nafkah sampai ke berbagai kebutuhan lainnya
Jika
sebaliknya, tentu saja yang akan dila kukan Bondan harus ia
konkritkan. Bondan ikh las, rumah atas namanya – di balik nama dan
diganti atas nama adik tirinya, sebagai pemilik. Lalu, rumah yang
kini masih ditempati oleh ibu tiri dan dua adik tirinya, ia serahkan
ke Sumirah, agar ibu tiri dan kedua adik tirinya merasa lebih nyaman
tinggal di rumah itu.
Lalu, Bondan
akan meminta agar ibu tiri nya yang dulu sekretaris pribadi ayahnya,
kemba li ke perusahaan. Selain ia angkat dan tugaskan sebagai
Direktur Utama, juga diberi kepercayaan penuh, mengelola perusahaan
yang diwariskan oleh ayahnya, tanpa meninggalkan kewajiban membuat
laporan lisan dan tertulis secara berkala dan priodik.
Bondan
sendiri, tak kepincut untuk langsung mengambil alih PT Juwita Permai,
yang ternyata berhasil membangun bisnis kelapa sawit, ekspor impor
hasil bumi dan pemba ngunan perumahan. Bondan yakin, ibu tirinya yang
mantan sekretaris di perusahaan dan masih secara intensif mengikuti
perkembangan perusa haan, mampu melaksanakan tugas dan memang gul
beban amanah yang diberikan kepadanya
Dan dengan
jabatannya, ibu tirinya tak sebatas berpeluang dan bisa membangun,
me ngembangkan dan membuatnya lebih maju lagi. Tapi, sekaligus bisa
mengontrol dan menjadikan nya sebagai asset yang dapat memenuhi
berbagai kebutuhan hidup.
Hanya,
Bondan tak menyangka jika Su mirah malah menolak diangkat jadi Dirut,
kecu ali Bondan memecat salah seorang Direktur yang menurut Sumirah,
lebih layak diberhentikan tim bang dipertahankan. Tapi Sumirah tak
mengung kap mengapa orang tersebut harus diberhentikan dan kenapa
Sumirah malah tidak mau terima jabatan, bila orang yang dimaksud
tetap dibiar kan bekerja dan tetap ikut berperan mengembang kan
perusahaan yang tak lain milik mereka juga
“Saya bukan tidak
ingin mengungkap me ngapa dia harus diberhentikan. Hanya, saya tak
akan sanggup melaksanakan tugas sebagai Direk tur Utama, jika yang
bersangkutan masih tetap dipertahankan “
“Tapi
memberhentikan seseorang, terlebih dia salah seorang direktur, harus
ada dasar dan alasan yang kuat. Belum lagi, kita pun harus memikirkan
dampaknya. Belum lagi dampak yang berkaitan langsung dengan nasib
anak dan isterinya “
“Itu
sebabnya saya menolak diangkat jadi Dirut. Jika saya menerima tanpa
catatan, berarti saya tak memikirkan nasib isteri dan anak-anak nya “
Bondan
tercenung. Tapi, sama sekali tidak bingung. Bondan justru
berkesempatan mere nung dan ia yang akhirnya kepingin tahu, punya
alasan yang kuat untuk mengungkap sejelas-je lasnya, mengapa Sumirah,
bisa lebih rela tidak mendapatkan status dan atau jabatan sebagai Di
rektur Utama, daripada ia harus selalu bertemu dan selalu bersama,
seatap dengan orang itu di pe rusahaan.
“Ibu tidak
keberatan jika sebelum me ngambil keputusan, saya mencari tahu
terlebih dahulu semua hal yang perlu saya ketahui agar saya punya
alasan kuat untuk memberhentikan seseorang dari perusahaan kita ?”
“Kalau
menurutmu yang terbaik adalah melakukan hal yang ingin kamu ketahui,
ibu kira kamu harus sesegera mungkin melakukannya. Ji ka tidak,
dipaksapun dan dengan argumentasi seperti apapun, ibu memilih lebih
baik melamar kerja di perusahaan lain “
“ Saya hanya
berharap, tidak menemukan indikasi adanya permusuhan antara ibu
dengan dia, atau hal lain yang bersifat pribadi. Bukan sa ya tak
suka. Hanya, sulit bagi saya melakukan tindakan tegas, jika unsurnya
tidak rasional”
“Ibu suka
dengan cara berfikir dan prinsip kamu. Kenapa? Karena sifat ayah kamu
juga be gitu. Hanya, almarhum tidak bisa mengambil ke putusan dengan
cepat. Jadi, belum memecat su dah lebih dahulu wafat “
“Jadi, ayah
juga tahu persoalan orang ini?”
“Bukan
sekedar tahu. Bahkan, banyak yang beliau ketahui. Cuma, berpikir saat
akan me ngambil keputusan, terlalu lama. Terlalu dalam menimbang “
Bersambung........
0 komentar:
Post a Comment