Thursday, August 15, 2013

ADA CERITA (11)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank


SEBELAS


      “Bu…jangan bicara seperti itu. Bicaralah yang baik. Kalo susah bicara, berdo’a saja. Meski cuma dalam hati, kan tetap didengar olehNYA?” pak Karim membujuk isterinya agar tenang dan bisa menerima kenyataan dengan hati lapang.
         Meski dengan susah payah, Pak Karim yang berinisiatif bisa mengangkat tubuh isterinya dan memapah bu Karim. Dalam kondisi terengah engah, pak Karim mendudukan isterinya di ranjang Mirna
        “Percayalah…semua akan beres dan Mirna akan tetap bersama kita “
       “Tapi ancamannya itu, pak? Bagaimana kalau Mirna benar-benar nekad. Oooh, apa kata dunia yang semakin sontoloyo  jika anak kita yang cantik malah mati bunuh diri, pak ?”
       “Bu..Istighfar, bu. Istighfar. Jangan biarkan diri ibu dikuasai oleh kekuatan setan “
       Bu Karim kayaknya masih  mendengar. Ia langsung tersadar dan beristighfar.
       “Naah, kalau ibu bisa tenang, pikiran saya kan berubah jadi terang. Bisa mikir kembali apa yang harus kita lakukan “
       “Cepat selamatkan Mirna, pak. Saya tak mau kehilangan anak kita “
      “Buu..saya juga nggak ingin kehilangan Mirna. Sekarang, kalau ibu sudah  tenang, izinkan saya pergi untuk menemui Marwan “
     “Terserah bapak mau pergi kemana dan ingin ketemu dengan siapa. Saya hanya ingin Mirna selamat “
    “Oke..doain saya agar bisa menemukan Mirna dan membawa dia pulang dengan selamat dan sehat seperti sediakala. Oke?”
    Isteri pak Karim hanya menjawab dengan anggukan tanpa semangat.. Pak Karim segera menyelimuti tubuh isterinya . Setelahnya, pak Karim mencium kening bu Karim dengan gaya sok mesra
    Bu Karim yang merasa sangat tak biasa diperlakukan semesra itu, tentu saja, bertanya, meski saat mengajukan pertanyaan tidak punya semangat baja
    “Tumben bapak mengecup mesra kening saya. Siapa yang sudah bisa mengubah kebiasaan buruk bapak, Biasanya, kan bapak  malah cuma gemar melototin “
    “Bu..ibu itu, kan sedang sedih. Jadi, saya perlu menghibur , agar ibu tentram dan selama meninggalkan ibu untuk cari Mirna, saya bisa terus konsen di sepanjang jalan?”
    “Konsen cari Mirna apa konsen sama janda muda, pak?”
     ”Huuuh, kenapa sih, ibu, malah jadi meracau ? Saya ini benar mau cari Mirna, bu ”
Sahut Pak Karim yang jadi merasa serba salah, karena dia tak mengira jika isterinya bicara seperti itu.
     “Jangan..jangan isteriku tahu kalau aku sedang naksir si Mira, ” pak Karim jadi menerka nerka dan kuatir rahasianya ketahuan, ia berjanji untuk lebih hati hati dalam menjalankan missinya.






    


Bersambung…….

0 komentar:

Post a Comment