NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank
TIGA BELAS
Rencananya, Marwan akan
terlebih da hulu santai, rebahan di teras mesjid. Begitu wak tu Dhuha tiba, ia
berwudhu dan seperti biasa di lakukan di kantor, ia melaksanakan shalat sunat
Dhuha. Setelah itu, baru kembali ke rumah de ngan tenang dan rileks. Tujuannya, bukan un tuk
membuat kejutan atau berpura pura akan
mengambil STNK di meja kerjanya yang lupa ia taruh kembali di dompet.
Lalu, kalau begitu, untuk
apa Marwan yang sudah berangkat dari rumah, pada akhir nya harus kembali ke
rumah, sebelum jam kerja berakhir? Ia hanya ingin menyelesaikan urusan nya yang
sangat bersifat pribadi. Menangkap tangan dan membuktikan, apakah benar, Mirna,
isterinya, setiap hari, setelah ia berangkat ke kantor, tak lama berselang bergegas mening galkan
rumah untuk ngepos di rumah tetangga bersama geng ibu-ibu yang sangat gemar nge
rumpi?
Jika benar dan sesuai
dengan kabar yang ia sendiri sudah mendengar, Marwan ti dak akan marah. Ia akan
berusaha menasehati, menjelaskan kalau
yang dilakukan isterinya, adalah kekeliruan yang menyesatkan hati dan perbuatan yang sesungguhnye tak menguntung
kan karena hanya buang-buang waktu. Dan, ia akan meminta agar Mirna menyudahi
kegema rannya bergibah. Sebab, ghibah adalah perbu atan yang tidak disukai Tuhan. Isterinya, pu nya kewajiban untuk bergegas meninggalkan kebiasaan buruk, yang
menurut Marwan malah cuma merugikan diri sendiri
Semisal tidak benar, tentu saja ia akan da tang ke rumah si pemberi
informasi dan mene gur tetangga yang saat menyampaikan perihal isterinya, mohon
agar Marwan tak menyebut ja ti dirinya sebagai pemberi informasi. Sebab, tu
juan dia hanya ingin membantu Marwan, agar sejak dini bisa menyelamatkan rumah
tang ganya dari kekisruhan. Mengapa?
Karena menurut tetangganya, selama ini, Marwan mengira Mirna adalah
isteri yang baik. Padahal, gemar
berbohong pada suami. Jika tak segera diingatkan dan kemudian
diperbaiki, bisa membuat rumah tangganya kehilangan ke harmonisan. Sebab, yang
merebak di dalamnya bukan ke jujuran. Tapi, justeru kebohongan
Menurut tetangganya, setiap hari, begitu
Marwan berangkat ke kantor, tak lama ber selang isteri Marwan pasti
pergi meninggalkan rumah. Ia langsung berangkat ke rumah bu Mae munah. Di sana,
kumpul bersama beberapa ibu yang punya
hobi serupa. Saat kumpul, sering lupa
waktu dzuhur. Kalau terus di biarkan, dik Marwan akan menanggung risikonya.
Tidak akan berhasil membangun rumah tangga yang sa kinah, mawahdah dan warohmah
Sebenarnya, setelah
mendapat informasi penting dari tetangga yang tak mau disebut jati dirinya, Marwan
bisa langsung mengkonfirmasikan ke isterinya. Hanya, Marwan tak mau me
lakukannya. Ia yakin, jika menanyakan langsung, malah bisa timbul masalah.
Sebab, sangat jarang orang yang sekalipun sadar telah berbuat salah, berkenan
dan ikhlas mengakui kesalahannya dengan kesatria atau kesatrii.
Dituding telah melakukan kesalahan pun, meski
telah berbuat salah, bila tanpa bukti dan alasan yang kuat, malah berbalik
marah dan berani menuntut balik dengan dalih telah mencemarkan nama baik. Buktinya,
lihat saja para koruptor di Indonesia, selalu berkelit meski telah dicokok KPK
Bersambung………
0 komentar:
Post a Comment