Monday, August 19, 2013

ADA CERITA (13)

NYANYIAN HATI
Oleh : Oesman Doblank

TIGA BELAS


Rencananya, Marwan akan terlebih da hulu santai, rebahan di teras mesjid. Begitu wak tu Dhuha tiba, ia berwudhu dan seperti biasa di lakukan di kantor, ia melaksanakan shalat sunat Dhuha. Setelah itu, baru kembali ke rumah de ngan  tenang dan rileks. Tujuannya, bukan un tuk membuat kejutan atau  berpura pura akan mengambil STNK di meja kerjanya yang lupa ia taruh kembali di dompet.
Lalu, kalau begitu, untuk apa Marwan yang sudah berangkat dari rumah, pada akhir nya harus kembali ke rumah, sebelum jam kerja berakhir? Ia hanya ingin menyelesaikan urusan nya yang sangat bersifat pribadi. Menangkap tangan dan membuktikan, apakah benar, Mirna, isterinya, setiap hari, setelah ia berangkat ke kantor,  tak lama berselang bergegas mening galkan rumah untuk ngepos di rumah tetangga bersama geng ibu-ibu yang sangat gemar nge rumpi?
Jika benar dan sesuai dengan kabar yang ia sendiri sudah mendengar, Marwan ti dak akan marah. Ia akan berusaha menasehati,   menjelaskan kalau yang dilakukan isterinya, adalah kekeliruan yang menyesatkan hati dan  perbuatan yang sesungguhnye tak menguntung kan karena hanya buang-buang waktu. Dan, ia akan meminta agar Mirna menyudahi kegema rannya bergibah. Sebab, ghibah adalah perbu atan yang tidak disukai  Tuhan. Isterinya,  pu nya kewajiban untuk  bergegas meninggalkan kebiasaan buruk, yang menurut Marwan malah cuma merugikan diri sendiri
          Semisal tidak benar, tentu saja ia akan da tang ke rumah si pemberi informasi dan mene gur tetangga yang saat menyampaikan perihal isterinya, mohon agar Marwan tak menyebut ja ti dirinya sebagai pemberi informasi. Sebab, tu juan dia hanya ingin membantu Marwan, agar sejak dini bisa menyelamatkan rumah tang ganya dari kekisruhan. Mengapa?
          Karena menurut tetangganya, selama ini, Marwan mengira Mirna adalah isteri yang baik. Padahal, gemar  berbohong pada suami. Jika tak segera diingatkan dan kemudian diperbaiki, bisa membuat rumah tangganya kehilangan ke harmonisan. Sebab, yang merebak di dalamnya bukan ke jujuran. Tapi, justeru kebohongan  
          Menurut tetangganya, setiap hari, begitu  Marwan berangkat ke kantor, tak lama ber selang isteri Marwan pasti pergi meninggalkan rumah. Ia langsung berangkat ke rumah bu Mae munah. Di sana, kumpul  bersama beberapa ibu yang punya hobi serupa. Saat kumpul, sering  lupa waktu dzuhur. Kalau terus di biarkan, dik Marwan akan menanggung risikonya. Tidak akan berhasil membangun rumah tangga yang sa kinah, mawahdah dan warohmah
Sebenarnya, setelah mendapat informasi penting dari tetangga yang tak mau disebut jati dirinya, Marwan bisa langsung mengkonfirmasikan ke isterinya. Hanya, Marwan tak mau me lakukannya. Ia yakin, jika menanyakan langsung, malah bisa timbul masalah. Sebab, sangat jarang orang yang sekalipun sadar telah berbuat salah, berkenan dan ikhlas mengakui kesalahannya dengan kesatria atau kesatrii.
 Dituding telah melakukan kesalahan pun, meski telah berbuat salah, bila tanpa bukti dan alasan yang kuat, malah berbalik marah dan berani menuntut balik dengan dalih telah mencemarkan nama baik. Buktinya, lihat saja para koruptor di Indonesia, selalu berkelit meski telah dicokok KPK







Bersambung………

0 komentar:

Post a Comment