Saturday, August 17, 2013

SAMA SAMA AWAM

oleh : Oesman Doblank

     SEORANG kakek yang sama sekali belum pernah berkunjung ke rumah cucunya, berbekal alamat yang ditulis oleh sang cucu di secarik kertas, nekad pergi dari rumah tanpa diantar oleh isteri maupun lurah di desanya.
     Setelah mengikuti petunjuk bahwa ia harus naik bus nomor sekian ke sana dan kemari dan turun di satu tempat yang dekat dengan alamat tersebut, si kakek pun  bertanya ke seorang remaja berpenampilan punk.
     Saat anak muda itu bengong karena dia tak tahu apa yang ingin ditanyakan, si kakek mengambil secarik kertas dari sakunya dan  memberikan kertas berisi alamat rumah cucunya ke si anak muda berpenampilan punk.
     “Oooh, alamat rumah cucu kakek seperti yang tercantum di kertas ini?”  Tanya si anak muda berpenam pilan punk, sambil terus memperhatikan kertas, yang menurut si kakek pasti tengah dibaca berulang ulang
     “Katanya sih begitu. Soalnya, beberapa bulan lalu, dialah yang menulis alamatnya di kertas itu. Kalau kamu tau, tolong antar kakek ke sana yaa. Pokoknya, kakek akan memberimu sesuatu sebagai tanda ucapan terima kasih,” ujar si kakek yang berharap segera sampai ke rumah cucunya
    “Waaah, kalau alamat cucu kakek benar seperti yang tercantum dikertas ini, kayaknya saya tidak bisa nganterin kakek. Tapi kalau kakek sebutkan alamatnya, saya yakin, siap dan bersedia mengantar kakek sampai ke depan rumahnya. “ kata si anak punk
   “ Kamu ini bagaimana juga, sih? ALamatnya, kan tertera di situ dan kakek memperlihatkan alamat itu kepada kamu. karena nggak mungkin bisa nyebutin lantaran kakek ini lahir tahun empat lima dan saat itu nggak sempat sekolah karena selalu dikejar kejar belanda “
   “ Jadi…kakek tidak bisa baca dong?” simpul si anak punk
   “ Lhoo…kakek kan bilang tidak sempat sekolah. Sampai sekarang, nggak mungkin kakek bisa tulis baca. Masa sudah dijelasin dengan gambling kamu nggak ngerti, sih” Si kakek mulai kesal
   “ Ngerti, kek, ngerti. Tapi, kakek juga mesti ngerti Saya juga nggak sekolah dan tidak bisa baca “
   “Waaaah, gile juga luu. Dulu tuh gue nyesel kagak sekolah. Eeeh, lu malah bangga masih muda ngaku kagak sekolah “
   “ Santai aja, kek. Yang penting, nggak sekolah, kan, nggak melanggar hak azasi manusia “ 

0 komentar:

Post a Comment