oleh : Oesman Doblank
SEORANG kakek yang sama sekali
belum pernah berkunjung ke rumah cucunya, berbekal alamat yang ditulis oleh
sang cucu di secarik kertas, nekad pergi dari rumah tanpa diantar oleh isteri
maupun lurah di desanya.
Setelah mengikuti petunjuk bahwa ia harus
naik bus nomor sekian ke sana dan kemari dan turun di satu tempat yang dekat
dengan alamat tersebut, si kakek pun bertanya
ke seorang remaja berpenampilan punk.
Saat
anak muda itu bengong karena dia tak tahu apa yang ingin ditanyakan, si kakek
mengambil secarik kertas dari sakunya dan memberikan kertas berisi alamat rumah cucunya
ke si anak muda berpenampilan punk.
“Oooh, alamat rumah cucu kakek seperti
yang tercantum di kertas ini?” Tanya si anak
muda berpenam pilan punk, sambil terus memperhatikan kertas, yang menurut si
kakek pasti tengah dibaca berulang ulang
“Katanya sih begitu. Soalnya, beberapa
bulan lalu, dialah yang menulis alamatnya di kertas itu. Kalau kamu tau, tolong
antar kakek ke sana yaa. Pokoknya, kakek akan memberimu sesuatu sebagai tanda
ucapan terima kasih,” ujar si kakek yang berharap segera sampai ke rumah
cucunya
“Waaah, kalau alamat cucu kakek benar seperti
yang tercantum dikertas ini, kayaknya saya tidak bisa nganterin kakek. Tapi
kalau kakek sebutkan alamatnya, saya yakin, siap dan bersedia mengantar kakek
sampai ke depan rumahnya. “ kata si anak punk
“ Kamu ini bagaimana juga, sih? ALamatnya, kan tertera di situ dan kakek
memperlihatkan alamat itu kepada kamu. karena nggak mungkin bisa nyebutin lantaran
kakek ini lahir tahun empat lima dan saat itu nggak sempat sekolah karena
selalu dikejar kejar belanda “
“ Jadi…kakek tidak bisa baca dong?” simpul si anak punk
“ Lhoo…kakek kan bilang tidak sempat sekolah. Sampai sekarang, nggak
mungkin kakek bisa tulis baca. Masa sudah dijelasin dengan gambling kamu nggak
ngerti, sih” Si kakek mulai kesal
“ Ngerti, kek, ngerti. Tapi, kakek juga mesti ngerti Saya juga nggak
sekolah dan tidak bisa baca “
“Waaaah, gile juga luu. Dulu tuh gue nyesel kagak sekolah. Eeeh, lu
malah bangga masih muda ngaku kagak sekolah “
“ Santai aja, kek. Yang penting, nggak
sekolah, kan ,
nggak melanggar hak azasi manusia “
0 komentar:
Post a Comment