Saturday, June 8, 2013

CERITA BERSAMBUNG (38)

                                     MASIH ADA JALAN
oleh: Oesman Doblank

TIGA PULUH DELAPAN


Niken yang untuk pertama kalinya bertemu dengan seorang  pengunjung kantin yang baik hati, juga ikutan mengungkapkan isi hatinya
“ Iye, Jul. Padahal, tadi sudah ngasih. Eh, barusan ngasih lagi. Sekarang gue baru nyadar. Juga gak nyangka, kalau hari ini, malah kepingin nangis tanpa mikir di mana gue berada. Huhuhu ….pantes pak Sabar ngebingungin kita. Nggak taunya, gue baru ngerti. Gue baru tau, kalau kete mu sama orang yang begitu baik, gue malah lang sung kepingin nang is. Huhuhuhuhu “
Julia juga melakukan hal yang sama. Ha nya, mereka tak berani melawan pengawas karya wan kantin, yang bergegas menghampiri dan langsung mengingatkan kalau mereka sedang be kerja. Niken dan Julia berbarengan minta maaf. Juga berbarengan lari ke dapur kantin. Di sana, mereka bebas menumpahkan rasa haru, yang mendadak membelenggu Niken dan Julia.
******

BONDAN baru masuk setelah terlebih dahulu mengalah, memberi kesempatan beberapa orang pembezuk ke luar dari ruang nomor 313, yang telah bertemu dan usai membezuk keluarga mereka. Bondan tak menghiraukan suara tangi san dari seorang perempuan di ruangan itu. Ia konsen,mencari Sabar.
Bondan baru menemukan Sabar setelah sampai di ranjang rawat pasien yang terakhir. Sekarang ia tahu, tangisan yang sejak masuk ruangan sudah ia dengar, berasal dari isteri Sa bar.
“ Yang nangis, tuh, isterinya? Katanya, yang nangis jejoakan pak Sabar. Tau ah, gelap Emang gue pikirin ?”
Bondan hanya bisa ngomong dalam hati. Ia tidak kesal, dengan kedua pelayan kantin, yang tadi melaporkan pak Sabar nangis gegeru ngan. Bondan menoleh. Pasien dan pengunjung yang ada, menyambut dengan senyum yang me nurut Bondan sangat diada-ada. Senyum kepaksa Boleh jadi karena sedang dirundung beban, harus bayar rumah sakit.
Senyum seperti itu, tentu saja membuat Bondan, jadi kikuk Juga bingung, karena tak mungkin mengganggu Sabar yang tengah sibuk membujuk isterinya. Kalau isteri Sabar bermen tal baja. Jika bermental krupuk, pasti malu kare na tertangkap sedang menangis sesenggukan oleh Bondan
“Sekarang, malah kamu yang sulit saya bu juk. Tadi, sebelum kamu tahu permasalahannya, berkali-kali kamu suruh saya istighfar. Giliran sa ya yang minta kamu istighfar, bukan dituruti ma lah nyubit saya terus.Apa, sih, yang harus saya lakukan agar kamu berhenti menangis.
Apa saya harus mencium kamu di muka umum, agar kamu tidak sesenggukan terus mene rus ?”
“ Enak saja. Saya tuh sama sekali belum minat minta dicium, bang. Apalagi di depan umum”
“Lalu apa yang harus saya lakukan agar kamu berhenti menangis?”
“Saya kepingin segera bertemu dengan orang itu. Ingin kenal, ingin berterima kasih dan ingin mengatakan, semoga dia selalu dilindungi dan diberkahi oleh Allah. Tapi, kamu, bukannya segera nyusul malah terus membujuk saya “
“Tadi sudah saya bilang, kan, agar kamu bersikap saya “
“ Bilang agar kamu bersikap sabar saja, susah? “
“Lhooo, Sabar itu nama, saya, Ni. Jadi, logis, toh, kalau saya bilang kamu bersikap saya?”
“Yang logis itu, kamu segera turun. Temui dan ajak boss kemari. Baru saya nggak menangis lagi, seperti yang sudah saya bilang berkali-kali”
“Okee. Janji, yaa, kamu nggak nangis lagi”
“Aku janji,” kata isteri Sabar.
Sabar langsung memenuhi permintaan isterinya. Ariyani.





Bersambung........







































0 komentar:

Post a Comment