Monday, June 10, 2013

CERITA BERSAMBUNG (41)

MASIH ADA JALAN
oleh : Oesman Doblank

EMPAT PULUH SATU


Gara-gara ada yang berani berkomen tar, Ariyani yang semula gugup, malu, tapi pada akhirnya juga melepaskan tawa dan baru saja bi sa ngerem tawanya, merasa tak punya beban untuk mengungkapkan  perasaannya.
“ Boss..boleh saya bicara dari hati yang paling dalam?” Tanya isteri Sabar
Mendengar permintaan isteri Sabar, dengan santai Bondan menjawab
“ Waah, sori mbak. Saya harus bilang terus terang, mbak tidak boleh atau tidak saya izinkan bicara dari hati yang paling dalam.  Sebab, pertama, saya belum yakin, kalau mbak isterinya bang Sabar. Soalnya, isteri bang Sabar, seperti yang diakuin bang Sabar ke saya, lebih cakep dari Jupe. Sedangkan mbak, biasa biasa saja kok, tidak secantik Jupe
Kedua, kalau mau bicara dari hati yang paling dalam, minta izinnya jangan ke saya, tapi, harus langsung ke bang Sabar. Kalau ke saya, malah merepotkan negara. Pertama, kalau bang Sabar cemburu dan menggugat mbak ke pengadilan agama, kan hakim di pengadilan agama jadi tambah kerjaan.
Ketiga, kalau akhirnya saya simpatik dan nantinya saya mau sama mbak, ntar bang Sabar mbak tinggalin. Syukur kalau bang Sabar tidak frustrasi atau senewen, Kalau frustrasi? Apa kata dunia, mbak ?”
Lagi-lagi, yang lantas terdengar bukan tangisan Ariyani atau Sabar. Tapi suara ngakak Semua yang ada di ruang nomor 313, juga ngakak. Mereka nggak nyangka, jika di sore yang indah, ada yang sengaja bikin suasana jadi begitu ceria. Mereka, bisa tertawa dengan lepas dan bebas. 
Bondan sendiri tak mengerti mengapa jawabannya malah membuat seisi ruang tertawa.
Padahal, Bondan sama sekali tidak bermaksud ingin ngelucu. Tapi karena buktinya tertangkap sebagai sesuatu yang lucu, mereka serempak: berhahahahahahahahahahahahah
Malah, ibu yang dirawat di sebelah ranjang Ariyani, yang tadi berani berkomentar, spontan nyubit suaminya. Maksudnya, bukan mau nyakitin. Tapi, minta diantar ke kamar mandi. Dia rupanya tidak tahan lagi menahan keinginan pipis yang mendadak menyerangnya. Suaminya yang masih ngakak, memang nggak marah. Padahal, cubitan isterinya terasa sakit. Tapi, ia tak protes
Entah karena pengaruh suasana yang menggembirakan dan membuatnya lupa pada beban harus bayar rumah sakit, entak karena merasa tak enak jika letupkan emosi di depan orang lain
Tapi, ketika isterinya nyubit ulang, ia langsung protes
“Mama apa-apaan, sih. Lagi asyik ketawa, bukan tetap ngakak, malah nyubit. Cubitan mama, tuh, sakit, tau?”
“Maafin mama..soalnya..soalnya, mama nggak tahan. Mau pipis. Cepat, pa. Kan, malu, kalau sampai mama pipis di ranjang “
“Pa..saya juga minta tolong antar pa. Nggak tahan, nii, kepingin pipis ?” permintaan pi pis, juga terdengar dari penghuni ranjang di sebelahnya.

              Bondan nggak nyangka, jika gayanya , yang apa adanya, membuat dua ibu yang baru melahirkan, berbarengan minta diantar suaminya ke tempat pipis. Untung, keduanya berjenis kela min sama. Jika yang satu perempuan dan satunya lagi lelaki, pasti repot. Nah, sejenis saja mereka ragu. Tapi, karena kedua suaminya sepakat, me ngijinkan isteri masing-masing untuk sekamar mandi berdua.


Bersambung .........

0 komentar:

Post a Comment